Mengusung Konsep Ekowisata Berbasis PRB, Desa Wisata Nagari Amping Parak Masuk 50 Besar Ajang ADWI 2024

Minggu 28-07-2024,15:49 WIB
Reporter : Tianzi Agusti
Editor : Septi Widiyarti

Selain itu, komunitas lingkungan ini juga aktif dalam perlindungan sumber daya kelautan dan perikanan dari berbagai ancaman perusakan. Salah satu fokus utama mereka adalah perlindungan terhadap penyu, yang statusnya hampir punah.

Di pantai yang telah ditanami vegetasi, terdapat tiga jenis penyu yang rutin bertelur, yaitu Penyu Lekang, Penyu Hijau, dan Penyu Sisik. Kegiatan perlindungan penyu ini tidak hanya penting untuk konservasi tetapi juga menjadi daya tarik edukasi bagi wisatawan yang datang ke desa ini.

Transformasi Kegiatan Lingkungan Menjadi Pariwisata di Nagari Amping Parak
Kegiatan lingkungan yang dilakukan oleh LPPL kemudian berkembang menjadi kegiatan pariwisata di Nagari Amping Parak. Upaya ini meliputi penanaman cemara laut dan mangrove, yang tidak hanya berfungsi sebagai benteng alami tetapi juga menciptakan ruang terbuka hijau sepanjang 2,7 kilometer di Amping Parak.

Keberhasilan dalam meningkatkan kapasitas alam ini kemudian menjadi objek dan daya tarik baru pariwisata di desa tersebut. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam sekaligus belajar tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana.

Kini, Ekowisata Penyu Amping Parak telah menawarkan berbagai paket wisata menarik. Misalnya, ada paket edukasi tentang penyu, di mana wisatawan bisa belajar tentang kehidupan penyu, proses bertelur, dan upaya konservasi yang dilakukan.

BACA JUGA:Konser Amal Peduli Palestina, Bengkulu Kumpulkan Donasi Ratusan Juta

Selain itu, ada juga paket edukasi tentang mangrove, yang mengajarkan pentingnya mangrove dalam ekosistem pantai dan cara menanamnya. Tidak ketinggalan, ada paket edukasi pengurangan risiko bencana untuk anak dan keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bencana alam dan cara menghadapinya.

Paket tracking mangrove dengan kano juga menjadi favorit wisatawan, di mana mereka bisa menyusuri hutan mangrove sambil menikmati keindahan alam.

Tak, hanya Nagari Amping Parak di Sumatera Barat ada 2 wisata lainnya yang masuk kedalam 50 besar ADWI 2024, yaitu:

1. Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang di Kabupaten Solok

Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang di Kabupaten Solok juga masuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik di ADWI 2024.

Desa ini terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, terutama pemandangan Danau Diateh yang dikelilingi oleh perbukitan hijau. Wisatawan dapat menikmati berbagai aktivitas seperti berperahu, memancing, dan berjalan-jalan di sekitar danau.

Selain itu, desa ini juga memiliki kebun teh yang luas, di mana wisatawan bisa menikmati pemandangan sambil belajar tentang proses pembuatan teh.

BACA JUGA:Fakta Penting di Balik Medali Olimpiade Paris 2024, Benarkah Terbuat dari Emas?

2. Desa Wisata Pesona Pagadih di Kabupaten Agam

Desa Wisata Pesona Pagadih di Kabupaten Agam merupakan desa wisata lainnya yang berhasil masuk dalam 50 besar ADWI 2024. Desa ini menawarkan keindahan alam yang luar biasa, dengan panorama perbukitan dan persawahan yang hijau.

Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas seperti trekking, bersepeda, dan berwisata budaya dengan mengunjungi rumah-rumah tradisional Minangkabau. Desa ini juga terkenal dengan kerajinan tangan dan kuliner khas Minangkabau yang dapat dinikmati oleh wisatawan.

Prestasi yang diraih oleh tiga nagari wisata di Sumatera Barat dalam ajang ADWI 2024 menunjukkan bahwa potensi wisata di daerah ini sangat besar dan terus berkembang.

Kategori :