Menurut pihak bank, Kerviel tidak hanya melakukan tindakan ilegal, tetapi juga melampaui batasan yang telah ditetapkan sebagai seorang pialang.
BACA JUGA:Viral Pencuri Celana Dalam di Kos Wanita Terekam Kamera CCTV, Kaum Wanita Jadi Resah
Proses Hukum dan Hukuman yang Diterima
Pada tahun 2010, hakim yang menangani kasusnya memvonis Kerviel sebagai pencipta sistem jaringan penipuan.
Meski begitu, melalui pengacaranya, Kerviel menolak tuduhan tersebut dan malah bersikeras bahwa ia sebenarnya telah membawa keuntungan sebesar £ 1,4 miliar (kira-kira Rp 24 triliun lebih) untuk Société Générale.
Namun, kenyataan berkata lain. Ia dinyatakan bersalah atas tuduhan pemalsuan, pelanggaran kepercayaan, dan penggunaan komputer secara ilegal.
BACA JUGA:Bikin Geger! Penemuan 2 Tengkorak di Pinggir Pantai, Mengejutkan Ini Hasil Forensik
Kehidupan Setelah Skandal
Jerome Kerviel tidak hanya harus menghadapi konsekuensi finansial yang berat, tetapi juga harus menjalani hukuman penjara akibat tindakannya.
Dalam proses hukum yang berlarut-larut, ia terjerat dalam beban utang yang hampir tidak mungkin untuk dilunasi.
Keadaan ini membuatnya hidup dalam kondisi yang sangat miskin, jauh dari gambaran seorang mantan pekerja di salah satu bank terbesar di Prancis.
BACA JUGA:Efek Samping Imunisasi Polio Tetes yang Perlu Diketahui, Apakah Berbahaya?
Kisah hidup Jerome Kerviel
Sebagai orang termiskin di dunia menjadi pelajaran penting tentang betapa rapuhnya kondisi finansial seseorang jika tidak dikelola dengan baik.
Meskipun pernah bekerja di institusi keuangan besar, tindakannya yang melanggar hukum dan etika profesi membawa kehancuran total dalam hidupnya.
Hal ini mengajarkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam dunia pekerjaan, terutama di sektor keuangan yang sangat sensitif terhadap penipuan.