- Mengirim email
- Mengunggah konten di Facebook, Twitter, atau media sosial lainnya
- Berlangganan newsletter
- Mengisi survey online
BACA JUGA:Bukan Berkuda, Ini Daftar 10 Olahraga Termahal di Dunia, Mau Coba?
2. Jejak Digital Pasif
Jejak digital pasif adalah data yang ‘ditinggalkan’ tanpa sadar oleh pengguna ketika berselancar di dunia maya. Berikut adalah contoh jejak digital pasif:
- Aplikasi yang mengakses lokasi GPS Anda
- Media sosial yang menggunakan like dan share untuk memunculkan iklan tertarget di media sosial Anda
- Website yang menggunakan cookies untuk melacak aktivitas online Anda tanpa izin
Bahaya Jejak Digital
Beberapa bahaya yang dapat muncul dengan adanya jejak digital adalah:
1. Memudahkan Terjadinya Pencurian Data
Meninggalkan jejak digital dapat membuka celah bagi pelaku kejahatan untuk mencuri data pribadi Anda. Dengan jejak digital, pelaku dapat dengan mudah mendapatkan akses ke data penting Anda.
Misalnya, alamat rumah, NIK, data kartu kredit, dan lainnya, di mana data tersebut dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi pelaku.
Seperti pada kasus tren Add Yours di Instagram. Pengguna Instagram diajak untuk membagikan hal kecil yang tampak sepele seperti tanda tangan, foto KTP, atau nama ibu kandung. Tanpa disadari, hacker bisa mengumpulkan data pengguna yang mengikuti challenge Add Yours dengan cara tersebut.
BACA JUGA:Kabar Gembira! Garuda Indonesia Beri Diskon Tiket Pesawat 80 Persen, Catat Tanggal dan Rutenya