2. Celah Aksi Scam
Salah satu dampak dari pencurian data adalah terjadinya penipuan online atau scam.
Sebagai contoh, kasus yang menyebabkan korbannya kehilangan uang karena scammer berhasil meyakinkan korban dengan menggunakan nama panggilan masa kecil seolah penipu adalah kerabat dekat.
3. Mempengaruhi Reputasi Profesional
Recruiter menggunakan jejak digital untuk mengidentifikasi tanda-tanda yang mungkin menunjukkan bahwa kandidat tidak cocok dengan pekerjaan yang dilamar.
Menurut perusahaan cyber security Kaspersky, sepertiga pencari kerja menyatakan bahwa unggahan di media sosial telah merusak prospek pekerjaan mereka.
Contohnya, pada kasus seorang pelamar kerja yang ditolak recruiter karena jejak digitalnya yang buruk. Meski punya IPK yang tinggi, pelamar tersebut tidak diterima kerja karena sempat curhat di media sosial dengan perkataan yang tidak sopan.
Nah, sudah tahu apa saja bahaya yang bisa ditimbulkan jejak digital, kan? Lalu, bagaimana cara menghapus jejak digital ini?
BACA JUGA:Kata Ustadz Khalid Basalamah, Jangan Pelihara Kucing dalam Rumah, Ini Alasan dan Hukumnya
Cara Menghapus Jejak Digital
Inilah cara menghapus jejak digital yang bisa Anda lakukan:
1. Ajukan Permohonan Penghapusan Konten di Google
Google menerapkan “right to be forgotten” atau hak untuk dilupakan. Jadi, Google akan mempertimbangkan permintaan untuk menghapus konten. Misalnya, foto eksplisit non-konsensual, data keuangan, sampai rekam medis.
Untuk menerapkan cara menghapus jejak digital ini, Anda harus mengirimkan formulir dan memberikan bukti kontennya. Berikut langkah-langkahnya:
- Buka legal help di halaman Google Support
- Klik “create a request”
- Pilih produk Google di mana konten yang ingin dihapus diunggah. Misalnya, Google Search, Google Image, hingga YouTube
- Tuliskan alasan pengajuan penghapusan konten dengan jelas dan lengkap
- Lampirkan link untuk setiap konten yang ingin dihapus
- Submit formulir permohonan penghapusan
BACA JUGA:Mau Dapat Sneakers Eksklusif? Yuk Nabung di BRImo dari Sekarang, Begini Caranya!