Duh! Ramai-ramai Bank di Indonesia Tutup ATM, Ternyata Ini Alasan Sebenarnya

Senin 29-07-2024,14:45 WIB
Reporter : Nutri Septiana
Editor : Septi Widiyarti

"Jadi dengan kata lain, Livin' by Mandiri kan tidak perlu (biaya itu). Saya cuma perlu di back-end saya siapkan gitu kan," kata dia.

Timothy mencatat, dalam satu tahun terakhir, gross transaction value di Livin' by Mandiri mencapai lebih Rp 3.500 triliun.

BACA JUGA:Harga Meroket, Begini Cara agar Tanaman Kopi Berbuah Lebat dan Panen Melimpah

Hingga Mei 2024, tercatat pengguna aplikasi Livin' by Mandiri telah menembus 25,4 juta, naik 37% secara year-on-year (YoY). Dari jumlah tersebut, total nilai transaksi Livin' by Mandiri hingga akhir Mei 2024 telah mencapai Rp 1.552 triliun dengan volume transaksi sebesar 1,45 miliar transaksi secara year to date (ytd).

Penyebab ATM Banyak Ditutup

Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penyebab turunnya jumlah jaringan kantor bank yang utamanya, ATM juga terjadi di negara lain.

Penyebab dari fenomena ini dapat dilihat dari beragam sudut pandang. Di antaranya:

"kenyataan bahwa transaksi telah bergeser ke layanan digital (mobile banking dan app) yang mudah digunakan dan mudah diakses dari beragam tempat pilihan nasabah," kata Arianto saat dihubungi CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.

Selanjutnya, ada biaya investasi dan perawatan mesin ATM relatif tinggi. Sedangkan dari sudut pandang nasabah, Arianto menyebut ada kebiasaan baru untuk menggunakan mobile banking dan mobile apps untuk transaksi keuangannya.

"Penurunan jumlah mesin ATM di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Baik dari sudut pandang bank maupun nasabah, terdapat alasan logis dan strategis di balik tren ini," katanya.

BACA JUGA:Ratusan Napi Terancam Kehilangan Hak Pilih Dalam Pilbup Seluma Tahun 2024, Ini Sebabnya

Meskipun demikian, Arianto mengatakan penting untuk dicatat bahwa ATM masih tetap menjadi layanan penting bagi banyak nasabah, terutama di daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai.

Oleh karena itu, ia mengatakan bank perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah, dengan tetap menyediakan layanan ATM yang aman, mudah diakses, dan memenuhi kebutuhan nasabah di era digital ini.

"Pada saatnya nanti akan ditemukan kesetimbangan baru atas pengguna layanan digital penuh, ATM dan gerai cabang fisik," pungkas Arianto.

Untuk detailnya, ada beberapa hal yang menjadi biang kerok dari penyusutan jumlah ATM fisik di Indonesia ini, di antaranya:

1. Kantor Cabang Banyak yang Tutup

Kategori :