BACA JUGA:Initip Prediksi Harga Kopi di Tahun 2025, Makin Naik Atau Anjlok
Pasokan kopi dari Vietnam selaku produsen kopi terbesar di dunia diprediksi masih akan tersendat hingga akhir 2024 sehingga berdampak terhadap pergerakan harga
Kekeringan telah membebani produksi negara-negara Asia Tenggara. Selain itu, terdapat ancaman dari pola cuaca La Nina yang biasanya menyebabkan lebih banyak curah hujan sehingga dapat makin menghambat produksi.
Alhasil, kondisi itu berisiko memperburuk ketatnya pasokan global yang baru-baru ini menyebabkan harga kopi robusta. Komoditas itu telah melonjak ke level tertinggi sejak 1970.
“Peningkatan pasokan yang signifikan mungkin baru terjadi pada bulan Desember,” ujar Direktur Eksportir Vinh Hiep Co. dan Wakil Ketua Asosiasi Kopi Nasional Vietnam Thai Nhu Hiep dilansir dari Bloomberg.
BACA JUGA:Harga Meroket, Begini Cara agar Tanaman Kopi Berbuah Lebat dan Panen Melimpah
Sementara itu, produksi musim baru yang akan dimulai Oktober 2024 diprediksi akan mengalami penurunan 5% ke 1,56 juta ton. Proyeksi itu sejalan dengan kekeringan yang melanda sebelumnya.
“Pasokan dari Vietnam akan terancam jika La Nina kembali terjadi,” ujar Ketua Intimex Group Do Ha Nam selaku eksportir kopi terbesar di Vietnam.
Bloomberg melaporkan ekspor telah turun ke 70.202 ton pada Juni 2024. Posisi itu menjadi level terendah sejak 2012 hingga 2013.
Adapun, pengiriman dalam sembilan bulan pertama musim yang berakhir September turun 11,3% secara tahunan. Dalam 3 bulan terakhir, ekspor diperkirakan berada di kisaran 150.000 ton menurut survei.
BACA JUGA:Ini 6 Biji Kopi Terbaik di Kelas Dunia, Ternyata Banyak dari Indonesia
Dengan demikian, jumlah itu akan kurang dari separuh ekspor Vietnam selama periode lima tahun terakhir.
Untuk diketahui, pergerakan harga kopi diprediksi masih akan terus mengalami kenaikan hingga pertengahan 2025.
Ramalan kenaikan harga kopi itu sejalan dengan kelangkaan pasokan dari para produsen utama. Pelanggan di Eropa akan membayar lebih banyak lagi untuk kafein yang mereka konsumsi sejalan dengan berlakunya peraturan baru mengenai deforestasi.
“Perkiraan akan kembali terjadinya kekurangan produksi di Vietnam, yang merupakan produsen utama kopi robusta di dunia, memicu lonjakan harga berbagai jenis biji kopi yang digunakan dalam campuran kopi dan espresso,” ujar Ketua Luigi Lavazza SpA Giuseppe Lavazza dilansir dari Bloomberg, Rabu (10/7/2024).
BACA JUGA:Ini Jenis Kopi Asal Indonesia yang Berhasil Mendunia, Cek Apakah Ada Kopi dari Daerah Asalmu?