Lavazza mengungkapkan kondisi panen yang buruk menyebabkan para roaster harus membayar US$1.000 di atas harga berjangka untuk biji kopi Vietnam. Kondisi itu belum pernah terjadi dalam sejarah industri kopi.
“Dan yang sangat istimewa adalah efek jangka panjangnya,” jelasnya.
Riset Tuan Loc Commodities, lembaga yang berbasis di Ho Chi Minh, Vietnam sebelumnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan, daerah penghasil kopi dilanda cuaca panas dan kondisi yang kering. Hal itu tentu sangat memengaruhi kuantitas dan kualitas produksi kopi.
"Meskipun kita masih berada di musim kemarau dan cuaca ini tidak terduga, patut dicatat bahwa curah hujan berada pada kisaran terendah dalam rentang 10 tahun, dan suhu berada pada sisi yang lebih tinggi," tertulis dalam riset Tuan Loc Commodities.
BACA JUGA:Di Pasar Global Kopi Robusta dan Arabica Melonjak Tinggi di Tahun 2024, Apa Beda Keduanya?
Turunnya produksi kopi Vietnam mendorong lonjakan harga kontrak berjangka robusta di bursa komoditas London, yakni naik lebih dari 50% tahun lalu, dan kini mencapai level tertinggi sejak 2008.
Peluang bagi India
Praveen Kumar Kolimarla dari Agrani Coffee and Commodities Ltd, yang menyediakan biji kopi untuk eksportir dan pemanggang, mengatakan ketersediaan dan harga kopi robusta masih sangat terbatas karena masalah pasokan di Vietnam dan Indonesia. “Dengan Vietnam dan Indonesia tidak menjual kopi apa pun, ada peluang bagi India. Selain itu, dengan mulai aktifnya musim hujan, ada likuiditas yang tersedia dan lebih banyak kopi yang dirilis oleh petani di tengah permintaan dari pembeli,” katanya.
Dalam prospek terkini, BMI, perusahaan Fitch memperkirakan pasar kopi akan tetap bergairah karena masalah pasokan dari produsen utama seperti Vietnam dan Brasil. “Akumulasi stok yang berkelanjutan dapat menciptakan beberapa hambatan terhadap perkembangan harga di H2 2024. Sementara itu, curah hujan dan tingkat penampungan air di Vietnam menjelang puncak panen kopi robusta pada November 2024-Februari 2025 akan dipantau; pengisian ulang akan sangat penting jika penurunan produksi lebih lanjut ingin dihindari.” kata BMI.
BACA JUGA:Harga Kopi Dunia Meroket, Begini Prediksi Panen Raya di Indonesia, Bisa Tembus di Harga Berapa?
Selain itu, meredanya peristiwa El Nino 2023-2024 dan perkiraan dimulainya peristiwa La Nina pada Agustus-Oktober 2024 merupakan pergeseran positif dari perspektif tingkat curah hujan di Asia Tenggara. “Ke depannya, panen kopi Brasil akan kembali ke siklus tidak aktif pada MY2024/25, yang cenderung dikaitkan dengan penurunan tahunan dalam produksi kopi domestik, yang dapat menjadi pertanda ketatnya pasar lebih lanjut,” katanya.
Itulah informasi prediksi kenaikan harga kopi pada fenomena la nina.
(Novan)