Salah satunya adalah kompetisi olahraga. Larangan berhijab tidak cuma berlaku untuk pemain, tetapi juga untuk pelatih dan wasit. Siapa pun yang mengenakan hijab, tidak bisa masuk ke ruang kompetisi. Ini telah terjadi selama bertahun-tahun di semua level di bawah Federasi Sepak Bola Prancis (FFF).
BACA JUGA:Tabel Dana Desa Kabupaten Bengkayang Tahun Ini, Sudah Berapa yang Dibelanjakan?
Padahal satu dekade lalu, FIFA sudah mencabut aturan mereka yang dulunya melarang menggunakan penutup kepala. Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) juga mencabut larangan serupa pada tahun 2017.
Ironi Kesetaraan Gender di Olimpiade Paris 2024
Ironisnya, ketika Olimpiade Paris mencetak sejarah sebagai yang pertama mencapai kesetaraan gender dalam bidang olahraga, perempuan-perempuan Muslim Prancis justru dihambat untuk berkompetisi di negara mereka sendiri.
Pada akhirnya, Sylla bisa ikut dalam upacara pembukaan setelah Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, memberikan izin dengan catatan bahwa Sylla bisa menutup rambutnya agar tidak terlalu beraroma agama.
Namun, kebijakan itu tidak serta merta membuat Prancis lepas dari kontroversi. Sebab, kebijakan pelarangan hijab terus dilawan oleh para aktivis kebebasan hak perempuan dan keadilan gender.
BACA JUGA:Xiaomi Perkenalkan Redmi Pad Pro dan Redmi Pad Pro 5G di India, Tablet dengan Spesifikasi Mumpuni
Pandangan Aktivis Internasional
Anna Blus, aktivis Amnesty International, menyatakan pihaknya terus memantau perkembangan kebebasan berekspresi atlet putri Muslim di Prancis.
Dari penelitiannya selama 20 tahun terakhir, Blus melihat belum ada perkembangan yang signifikan dari kebijakan ini di setiap event olahraga. Bahkan, Blus menyatakan masalah ini begitu akut dan justifikasinya menjadi bias di berbagai sektor, hingga selalu alot dalam proses peradilan.
"Terkesan, gesekan atau konfrontasi bisa muncul jika seseorang menggunakan hijab. Ketimbang berpikir itu untuk melindungi atlet, malah bisa berujung sanksi. Dia harus disanksi karena menggunakannya. Ini benar-benar problematik," ujar Blus.
Atlet Indonesia yang Berhijab di Olimpiade 2024
Pada Olimpiade 2024, masih ada atlet yang menggunakan hijab selama berkompetisi. Sebanyak dua dari tiga srikandi panahan Indonesia, Diananda Choirunnisa serta Syifa Nurafifah Kamal, menggunakan hijab selama bertanding.
Ini cukup menarik karena di Prancis larangan penggunaan hijab begitu kencang. Namun, agaknya di Olimpiade 2024 menjadi sebuah pemandangan yang umum bagi atlet Muslim negara lain.
Kontroversi ini menunjukkan kompleksitas antara kebijakan nasional dan hak individu dalam berkompetisi di ajang olahraga internasional.