BACA JUGA:Cara Menanam Sayuran Hidroponik dengan Media Tanam Barang Bekas, Cocok untuk Pemula
Pada awalnya, atap masjid ini mirip dengan ciri khas Masjid Demak, yaitu berbentuk kerucut dan didominasi oleh kayu jati.
Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Bupati Galuh RAA Kusumadiningrat (Kanjeng Prebu), yang memimpin Ciamis dari tahun 1839 hingga 1886.
Ada prasasti kayu di masjid ini yang menyebutkan bahwa masjid ini selesai dibangun pada tahun 1902, meskipun prasasti tersebut kini telah hilang.
Dua menara kembar yang menjulang di masjid ini adalah hasil renovasi pada tahun 1958, di masa pemerintahan Bupati Raden Yusuf Suryadipura.
Renovasi tersebut dilakukan setelah masjid ini pernah dibakar oleh sekelompok pemberontak DI/TII, yang mengakibatkan atap kerucut yang semula terbuat dari genteng diganti menjadi seng.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1983-1988, di masa pemerintahan Bupati Momon Gandasasmita. Bentuk masjid berubah menyerupai gedung pemerintahan dan atap kerucut pun dihilangkan.
Sejak tahun 2002 hingga sekarang, bangunan masjid didominasi oleh tembok dan tidak ada perubahan signifikan.
BACA JUGA:Miris, Dosen UNY Diduga Lakukan Kekerasan ke Mahasiswa, Ini Profilnya
Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Bupati Oma Sasmita. Saat ini, Masjid Agung Ciamis memiliki satu kubah besar di bagian tengahnya dan empat kubah kecil yang mengelilingi masjid ini.
Insiden viral mengenai jamaah yang mengenakan ciput merah putih mirip topi Santa Claus saat berdzikir di Masjid Agung Ciamis telah menimbulkan berbagai reaksi di kalangan warganet.
Klarifikasi dari pihak terkait menjelaskan bahwa kegiatan tersebut adalah bagian dari perayaan Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang ke-382 dan dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Sirnarasa Panjalu.
Warna merah putih pada ciput merupakan simbol bendera Indonesia dan bentuknya merupakan bagian dari fatwa Mama H. Aos.
BACA JUGA:Ultra Mikro BRI Jangkau 36,1 Juta Pelaku Usaha, Penyaluran Kredit Tembus Rp 622,3 Triliun
Sejarah panjang dan megah dari Masjid Agung Ciamis juga menjadi bagian penting dari kisah ini. Masjid yang telah menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah Ciamis dan sekitarnya ini tetap menjadi tempat yang penting bagi kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat setempat.