“Galon-galon itu saya susun berjajar mengelilingi rumah seperti pagar. Malah jadinya lebih unik karena warnanya beraneka ragam, bagus dilihat. Selain itu, ayam-ayam juga tidak lagi masuk ke teras rumah, sehingga teras rumah tetap bersih dari kotoran ayam,” ungkap Solihin.
Keberhasilan Solihin dalam menjaga kebersihan teras rumahnya sambil tetap mempertahankan keindahan visual rumah tradisionalnya ternyata mendapat perhatian dari warga lainnya.
Pagar galon warna-warni ini tidak hanya berhasil menghalangi ayam masuk ke teras, tetapi juga memberikan nilai estetika yang berbeda. Keunikan inilah yang membuat kampung tersebut dikenal luas sebagai 'Kampung Galon'.
BACA JUGA:Daftar 4 HP Xiaomi yang Punya Kamera Leica, Harga Mulai Rp 2 Jutaan
Perawatan galon-galon ini juga tidak sulit, Solihin menambahkan bahwa air berwarna di dalam galon hanya perlu diganti setiap dua bulan sekali atau ketika sudah mulai berlumut.
Dengan perawatan yang sederhana ini, pagar galon tetap dapat mempertahankan keindahan warnanya dan menjaga kebersihan lingkungan rumah.
Dalam waktu singkat, inovasi sederhana yang dimulai oleh Solihin menyebar ke beberapa rumah lainnya di Kampung Seuseupan.
Saat ini, lebih dari tiga rumah telah mengikuti jejak Solihin, menggunakan galon-galon bekas sebagai pagar rumah.
"Ada lebih dari tiga rumah yang sudah ikut-ikutan pakai galon untuk pagar. Mungkin nanti akan banyak lagi yang mengikuti. Kampung kami sekarang jadi dikenal sebagai Kampung Galon karena keindahan rumah-rumah yang dikelilingi galon warna-warni ini," kata Solihin.
BACA JUGA:Motor Listrik Baru Honda, Siap Meluncur di Indonesia Akhir Tahun 2024
Tidak hanya sebagai pagar rumah, warga Kampung Seuseupan juga mulai memanfaatkan galon-galon bekas tersebut untuk keperluan lainnya, seperti pot tanaman.
"Iya, ada juga yang dijadikan pot tanaman. Biar terlihat lebih kreatif tanamannya dan tidak terinjak juga. Jadi tanamannya bisa tumbuh besar dan dimanfaatkan untuk memasak buah atau sayurnya. Sampah dari galon juga jadi termanfaatkan tidak begitu saja dibuang, jadi tidak merusak lingkungan," tambah Solihin.
Pemanfaatan galon bekas sebagai pot tanaman ini semakin memperkuat identitas Kampung Seuseupan sebagai kampung yang kreatif dan peduli terhadap lingkungan.
Inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi pemilik rumah, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar.
BACA JUGA:Ini Daftar 5 Jenis HP Tertua di Dunia, Sudah Ada Sejak Era 80-an!
Dengan memanfaatkan galon bekas, warga kampung telah berhasil mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan sampah, serta memberikan nilai baru terhadap barang yang sebelumnya dianggap tidak berguna.