BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Dalam beberapa hari terakhir masyarakat Indonesia dihebohkan dengan ancaman megathrust atau gempa bumi dengan kekuatan besar.
Tidak hanya gempa, karena ancamannya gempa berkekuatan besar, tentu saja ada risiko tsunami yang akan menyertainya.
Provinsi Bengkulu sendiri selama ini dikenal sebagai salah satu daerah yang rawan gempa bumi. Faktanya, selama ini di wilayah Provinsi Bengkulu memang beberapa kali terjadi gempa bumi.
BACA JUGA:Kenali, Ini Ciri-ciri Tempat Makan yang Menggunakan Penglaris yang Jarang diketahui
Sebagai daerah yang rawan gempa bumi, selama ini sudah dibangun beberapa fasilitas untuk menghadapi ancaman bencana alam khususnya gempa bumi dan tsunami.
Salah satunya shelter tsunami yang berada di Teluk Sepang, Kota Bengkulu. Bangunan yang difungsikan untuk tempat mengungsi atau menyelamatkan diri jika terjadi tsunami ini dibangun tahun 2014 lalu. Ketika itu menghabiskan anggaran Rp 9,6 miliar.
BACA JUGA:Bisa Dicoba, Begini Cara Membuka Mata Batin agar Bisa Melihat Hal Gaib
Sekarang apa kabar bangunan ini?
Bangunan ini setinggi 16 meter dan dibagi dalam empat lantai. Pada lantai 3 dan 4 bisa menampung hingga 3 ribu warga. Sedangkan untuk lantai 1 dan 2 memang tidak untuk ditempati. Pada bangunan 1 dan 2 memang dibikin plong tanpa dinding sehingga jika terjadi tsunami air laut tidak langsung menghantam bangunan.
Namun sekarang, setelah dibangun menghabiskan anggaran cukup besar, kondisi bangunan ini sangat memprihatinkan.
BACA JUGA:Bolehkah CPNS yang Sebelumnya Mengundurkan Diri Sekarang Daftar Lagi? Begini Ketentuannya
Bangunannya tidak terawat. Di sekitar gedung sudah banyak ilalang. Kemudian pada tiang ataupun dinding juga banyak coretan-coretan.
Sebelumnya gedung ini juga dilengkapi fasilitas instalasi listrik tenaga surya, sirine, lampu, mesin air hingga alat anti petir. Namun seiring waktu, lantaran tanpa perawatan, mayoritas fasilitas-fasilitas itu sudah rusak.
Ketua Relawan BPBD Kota Bengkulu, Lovi Antoni, walaupun sekarang kondisi bangunan tidak terawat, namun masyarakat tidak punya pilihan lain jika terjadi bencana alam, khususnya tsunami.