“Akan tetapi tinggi hilal tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS yang mensyaratkan tinggi hilal 3° dan elongasi 6,4°,” katanya seperti dikutip dari laman liputan6.
Perbedaan metode penentuan awal bulan inilah yang mengakibatkan Lebaran Idul Fitri kemungkinan tidak dilaksanakan secara serentak.
Apabila mengaitkan antara penentuan awal bulan dengan fenomena gerhana matahari 20 April 2023, maka hisab hakiki wujudul hilal yang dipakai oleh Muhammadiyah akan lebih diunggulkan. Karena keesokan hari setelah gerhana sudah masuk bulan baru.
BACA JUGA:PKH Tahap Kedua Kapan Cair? BPNT Sudah Ditransfer ke Rekening Penerima
Sedangkan kriteria MABIMS yang dipakai pemerintah masih menunggu satu hari lagi untuk masuk bulan baru. Anggapan masyarakat secara luas adalah apabila hari ini terjadi gerhana matahari, maka besok sudah masuk bulan baru. Hal ini akan menjadikan masyarakat akan lebih condong kapada hasil hisab wujudul hilal karena penentuan Syawal nanti sesuai dengan fenomena gerhana matahari.
BACA JUGA:BPNT Tahap Kedua Dapat Segini, Lumayan Nambah Modal Lebaran
Gerhana matahari tanggal 20 April 2023 membuat hisab hakiki wujudul hilal lebih unggul karena ketepatannya dalam menentukan awal bulan yang sesuai dengan gerhana matahari.
“Hal ini disebabkan karena gerhana matahari terjadi pada siang waktu siang di Indonesia. Lain cerita apabila gerhana matahari terjadi ketika sore, maka keesokan harinya belum tentu awal bulan karena kemungkinan tinggi hilal masih di bawah ufuk," katanya.
Sama-sama 1 Syawal
Sementara itu, lebaran Idul Fitri 2023 kemungkinan besar dirayakan berbeda hari antara pemerintah dan muhammadiyah. Meski begitu, Menkopolhukam Mahfud MD mengajak semua pihak untuk tetap membangun kerukunan meski ada perbedaan hari perayaan hari lebaran.
Mahfud MD juga menegaskan pemerintah di daerah untuk memberikan izin penggunaan fasilitas publik, seperti lapangan, kepada yang ingin menggelar salat idul fitri pada Jumat, 21 April 2023.
BACA JUGA:Bantuan Beasiswa Djarum Plus Hingga Rp 12 Juta untuk D4 dan S1, Berikut Syarat dan Tahapannya
“Pemerintah mengimbau fasilitas publik seperti lapangan yang dikelola pemda agar dibuka dan diizinkan untuk tempat Salat Idulfitri jika ada ormas atau kelompok masyarakat yang ingin menggunakannya. Pemda diminta untuk mengakomodasi. Kita harus membangun kerukunan meski berbeda waktu hari raya," kata Mahfud melalui akun Twitter pribadinya.
Mahfud menyambung cuitannya dengan menegaskan bahwa meski terdapat perbedaan, penentuan Hari Raya Idulfitri 1444 H sama-sama dilakukan berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW.