1. Optimalisasi Subsidi BBM
Pertalite merupakan bahan bakar bersubsidi, sehingga distribusi dan penggunaannya perlu diatur agar tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan.
2. Pengurangan Dampak Lingkungan
Dengan membatasi penggunaan Pertalite pada kendaraan yang tidak kompatibel, diharapkan akan mengurangi emisi dan polusi udara yang dihasilkan.
BACA JUGA:Mengenal 2 Jenis BBM Baru, Salah Satunya BBM Pengganti Pertalite
3. Peningkatan Efisiensi Energi
Kendaraan yang tidak cocok dengan Pertalite akan mengalami penurunan performa dan efisiensi bahan bakar, sehingga penggunaan bahan bakar yang sesuai akan lebih menguntungkan.
Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis dalam mengelola subsidi bahan bakar dan menjaga kelestarian lingkungan dengan menetapkan larangan penggunaan pertalite bagi kendaraan tertentu.
Pemilik kendaraan diharapkan untuk mematuhi peraturan ini agar dapat menjaga performa kendaraan dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai tujuan energi yang lebih berkelanjutan.
Dengan adanya peraturan ini, penting bagi pemilik kendaraan untuk memastikan jenis BBM yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan mereka, serta mematuhi peraturan yang berlaku guna menghindari sanksi yang mungkin dikenakan di SPBU
BACA JUGA:Maju Pilkada Jawa Barat, Segini Harta Kekayaan Dedi Mulyadi Bakal Calon Gubernur
Sebagai tambahan informasi, Pertalite merupakan salah satu jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) yang cukup banyak diminati oleh para pemilik kendaraan motor. Harga Pertalite yang cukup terjangkau menjadi salah satu alasan utamanya.
Pertalite pertama kali diperkenalkan Pertamina di Indonesia pada 2015 lalu. Bahan bakar tersebut sebenarnya diluncurkan sebagai alternatif peralihan dari Premium, sehingga penggunaan Pertalite lebih disarankan dibandingkan Premium.
Pertalite memiliki kadar RON (Research Oktan Number) yang lebih tinggi dengan angka 90, dibanding dengan Premium yang memiliki RON 88.
BACA JUGA:Selain BBM Pengganti Pertalite Ada Juga BBM Baru Pengganti Bio Solar, Rendah Sulfur
Pertalite dinilai tepat digunakan oleh kendaraan yang memiliki kompresi 9:1 sampai 10:1, sehingga cocok untuk kendaraan bermesin bensin di Indonesia.