Berikut proses karier yang harus dilewati untuk menjadi dokter spesialis jantung atau ahli kardiovaskular melansir dari Brain Academy dari Ruangguru:
1. Pendidikan S1 Kedokteran
Pertama-tama, tentu saja kamu harus lulus S1 Kedokteran dan telah menempuh koas terlebih dulu.
Rata-rata, kuliah S1 Kedokteran hingga koas menghabiskan waktu selama 5 hingga 7 tahun.
Selama rentang waktu itu, biaya yang dihabiskan juga tidak sedikit walau barangkali pengalaman yang diperoleh dari praktek di rumah sakit pun lumayan.
Biaya kuliah S1 Kedokteran diperkirakan antara Rp 150 juta hingga Rp 300 juta tergantung pada universitas masing-masing. Biaya tersebut meliputi uang SPP tiap semester, ujian semester, praktek, dan sebagainya.
BACA JUGA:Duh, Gaji Karyawan Swasta Bakal Dipotong Lagi Buat Program Pensiun
2. Pendidikan Spesialis
Setelah sekitar 7 tahun yang kamu tempuh tadi, untuk menjadi ahli pada penyakit tertentu kamu perlu mengambil pendidikan spesialis. Calon dokter spesialis mesti menempuh pendidikan lagi yang dinamakan PPDS atau Program Pendidikan Dokter Spesialis selama kurang lebih 3,5-5 tahun.
Waktu tempuh pendidikan bisa bergantung pada bidang yang diambil, apalagi kebanyakan calon dokter spesialis juga menjadi dokter residen di rumah sakit.
Nah, untuk menjadi seorang spesialis jantung atau ahli kardiovaskular kamu perlu mengambil jurusan terkait di bidang spesialis penyakit dalam. Seorang ahli kardiovaskular biasanya menangani penyakit yang tidak hanya berkaitan dengan jantung, tetapi juga pembuluh darah.
BACA JUGA:Bikin Merinding! Ini Potret Rumah Mewah Terbengkalai 20 Tahun, Siapa Pemiliknya?
Kondisi Seseorang yang Perlu Berobat ke Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah?
Seseorang perlu berobat ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah bila memiliki faktor risiko penyakit jantung serta merasakan gejala yang berkaitan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah, misalnya:
1. Mengalami nyeri dada
Nyeri dada atau angina dapat merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika otot jantung mengalami kekurangan darah yang mengandung oksigen. Rasanya dada seperti diremas atau ditekan.
Rasa nyeri tersebut juga bisa menjalar hingga lengan, rahang, bahu, punggung, dan leher. Nyeri dada merupakan salah satu gejala khas penyakit jantung.