Dalam video yang beredar, tampak jelas bahwa taruna tersebut mendorong perwira pengasuh yang tengah duduk di bangku panjang.
Bahkan, Brian juga terlihat berani menarik kerah baju sang perwira. Di dalam video, terdengar suara seorang perwira yang mengenakan pakaian hitam marah dan memberikan teguran keras kepada taruna tersebut.
BACA JUGA:Ibu Muda di Seluma Minum Racun Rumput di Kamar Mandi, Suami Sebut Hal Ini Pemicunya
Sang perwira dengan nada tegas mengatakan, “Saya ini perwira, kamu toh baru masuk taruna, enggak menghargai atasan kamu.”
Ungkapan ini menunjukkan betapa tindakan taruna itu dianggap sangat tidak sopan dan tidak sesuai dengan hierarki yang berlaku di lembaga pendidikan militer seperti Akpol.
Video ini kemudian menyebar luas di berbagai platform media sosial, salah satunya diunggah oleh akun @dhemit_is_back di media sosial X (sebelumnya Twitter).
Dalam unggahannya, akun tersebut memberikan komentar yang cukup menohok, “Belum dilantik jadi perwira muda Lo kamu dek.. dek.. Bisanya lawan pengasuh dan perwira pula... Maaf bukan bermaksud bela senioritas, tapi etitutmu salah kaprah...”
BACA JUGA:Pinjaman Bank Mandiri Jaminan BPKB Motor, Proses Cair Cepat, Ini Syaratnya
Selain aksi berani taruna yang melawan perwira pengasuhnya, warganet juga menyoroti kondisi fisik Brian, khususnya bentuk kakinya.
Banyak yang memperhatikan bahwa kaki taruna tersebut tampak berbentuk X, yang menjadi perhatian khusus karena salah satu syarat penting untuk masuk menjadi polisi, apalagi di Akademi Kepolisian adalah memiliki postur tubuh yang baik dan kaki yang tidak berbentuk X atau O.
BACA JUGA:Pilkada Serentak Pemilihan Bupati 2024-2029, Berapa Sebenarnya Gaji Bupati
Sejumlah warganet pun mengomentari hal ini, mempertanyakan bagaimana taruna tersebut bisa lolos seleksi masuk Akpol dengan kondisi kaki yang tidak sesuai standar. “Kaki X kok bisa lolos Akpol? Apa tidak ada pemeriksaan fisik saat seleksi?” tulis salah satu pengguna media sosial.
Akademi Kepolisian (Akpol) dan Aturannya
Akademi Kepolisian (Akpol) merupakan salah satu sekolah kedinasan yang berperan penting dalam mencetak perwira Polri.
Didirikan pada 1 Oktober 1965, Akpol berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, dan menjadi pusat pendidikan yang sangat disiplin bagi calon perwira polisi di Indonesia.
Di sini, para taruna dididik dengan sangat ketat, tidak hanya dalam hal akademis, tetapi juga mental, fisik, serta sikap disiplin yang tinggi.