AKP Hendra menjelaskan bahwa pelaku datang ke sebuah konter pulsa dengan tujuan untuk melakukan transfer top-up ke aplikasi bank digital.
Jumlah yang hendak di-top-up adalah sebesar Rp 900.000 dengan pecahan uang Rp 50.000. Namun, transaksi tersebut tidak jadi dilakukan.
Lebih lanjut, AKP Hendra mengatakan bahwa setelah transaksi pertama batal, pelaku kemudian meminta petugas konter untuk melakukan transfer kedua, kali ini dengan nominal Rp 980.000. Namun, lagi-lagi, pelaku menggunakan pecahan uang Rp 50.000 yang diduga palsu.
"Pada saat pelapor sedang jaga konter di TKP, pelaku datang ke tempat untuk melakukan transfer ke aplikasi bank digital sebesar Rp 900.000. Namun, karena curiga, transaksi tersebut tidak jadi dilakukan. Lalu pelaku meminta untuk transfer kembali sebesar Rp 980.000, tetapi uang yang diserahkan tetap mencurigakan," kata AKP Hendra dalam keterangannya.
BACA JUGA:Untuk Kaum Emak, Ini 7 Rekomendasi Merek Magic Com Terbaik 2024
Petugas konter semakin curiga karena uang yang diserahkan oleh siswi tersebut terlihat pudar dan tidak seperti uang asli pada umumnya. Meskipun awalnya pelaku berusaha menyangkal tuduhan tersebut, petugas konter tidak menyerah dan terus menginterogasi.
"Kemudian pelapor menanyakan kepada pelaku perihal uang tersebut, namun pelaku menyangkal bahwa uang itu palsu. Setelah itu, pelaku pergi dengan membawa kembali uang tersebut menggunakan sepeda motor," jelas AKP Hendra.
Setelah video kejadian ini tersebar luas di media sosial, pihak kepolisian setempat, dalam hal ini anggota Polsek Sukmajaya, segera bertindak. Mereka langsung mengusut kasus ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kejadian dan latar belakang pelaku.
BACA JUGA:Berbeda dari Pernyataan Ulianaci, Ini Klarifikasi Oknum Grab Bengkulu yang Viral
Kasus penggunaan uang palsu bukanlah hal yang baru, namun selalu menjadi perhatian serius pihak berwenang.
Penggunaan uang palsu tidak hanya merugikan pihak yang menerima, tetapi juga bisa berdampak pada perekonomian secara keseluruhan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan berhati-hati ketika menerima uang dalam transaksi, terutama ketika bertransaksi di tempat yang kurang dikenal atau dengan orang yang baru pertama kali ditemui.
Dalam kasus ini, masyarakat juga diingatkan untuk selalu memeriksa keaslian uang yang diterima, terutama uang kertas pecahan besar.
Ada beberapa cara untuk memeriksa keaslian uang, seperti melihat serat pengaman, memeriksa watermark, serta memastikan kejelasan cetakan pada kedua sisi uang. Uang asli umumnya memiliki ciri-ciri khusus yang sulit ditiru oleh pemalsu.
Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Sheila Silvina