NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Kisah Aminah, ibunda Nabi Muhammad SAW yang Wafat kala Perjalanan Pulang dari Yatsrib.
Nama ibu Nabi Muhammad SAW adalah Aminah binti Wahab, atau sering disebut Siti Aminah. Ia adalah sosok yang sangat mulia dan terhormat di kalangan masyarakat Quraisy.
BACA JUGA:Kiamat Semakin Dekat, Inilah 5 Tanda-tanda Menurut Rasulullah yang Mulai Bermunculan di Dunia
Aminah binti Wahab berasal dari Bani Zuhrah, salah satu klan Suku Quraisy yang dikenal sebagai penjaga Kakbah. Ia adalah putri dari Wahab bin Abd Manaf dan Barrah binti Abd al-Uzza, lahir sekitar tahun 549 Masehi.
Melalui pernikahannya dengan Abdullah bin Abdul Muthalib, lahirlah Nabi Muhammad SAW, seorang rasul terakhir yang diutus Allah SWT untuk membawa ajaran Islam ke seluruh umat manusia.
Siti Aminah wafat di usia yang sangat muda, yaitu pada umur 27 tahun. Ketika beliau meninggal, Nabi Muhammad SAW baru berusia enam tahun.
BACA JUGA:Pusbangdiklat DPW PPNI Provinsi, Pengurus DPD PPNI Rejang Lebong dan Kepahiang Dilantik
Kisah kehidupan dan wafatnya Siti Aminah sangat mengharukan, terutama ketika beliau sedang dalam perjalanan pulang dari Yatsrib, kota yang kini dikenal sebagai Madinah. Berikut adalah kisah lengkap tentang kehidupan dan wafatnya ibunda Nabi Muhammad SAW.
Pernikahan Siti Aminah dengan Abdullah bin Abdul Muthalib
Pernikahan antara Siti Aminah dan Abdullah bin Abdul Muthalib diawali dengan pertemuan antara keluarga Abdul Muthalib yang datang melamar Aminah untuk putranya.
Lamaran ini diterima oleh keluarga Wahab karena melihat kebaikan dan sifat terpuji yang dimiliki oleh Abdullah.
Keluarga Wahab bahkan tidak meminta mahar sebagai syarat pernikahan tersebut, meskipun mahar tetap diberikan sebagai tanda penghormatan.
BACA JUGA:5 Cara Memilih Velg Mobil yang Bagus dan Berkualitas, Jangan Asal Beli
Pernikahan antara Abdullah dan Siti Aminah berlangsung dalam suasana penuh kebahagiaan. Abdullah dikenal sebagai sosok yang baik dan penyayang, namun sayangnya, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.
Setelah menikah, Abdullah harus pergi berdagang ke negeri Syam (sekarang Suriah), namun dalam perjalanan pulangnya, ia jatuh sakit dan meninggal.