Aziz menuturkan bahwa meski situasinya tidak lazim, pernikahan tersebut berlangsung dengan kesepakatan dari ketiga belah pihak, yakni Epan, Halima, dan Purnama.
"Mungkin jodohnya sekali nikah dapat dua. Tapi kemarin sudah ada surat keterangan dari tiga belah pihak keluarga, bahwa mereka mau menikah tanpa paksaan dan setuju untuk hidup dimadu," ungkap Aziz.
Ia menambahkan bahwa akad nikah antara Epan dan Halima Leti berlangsung lebih dulu. Seminggu kemudian, Epan melangsungkan akad nikah kedua dengan Purnama Linda di Palembang.
Setelah akad nikah selesai, pesta pernikahan besar-besaran dilangsungkan di rumah Epan di Desa Pauh.
Proses Akad Nikah dan Pesta Pernikahan
Pernikahan unik ini diawali dengan prosesi akad nikah antara Epan dan Halima Leti, yang berasal dari Desa Pauh I.
Akad nikah tersebut dilangsungkan sekitar satu bulan sebelum pesta pernikahan. Setelah akad nikah pertama selesai, Epan kembali melangsungkan akad nikah kedua dengan pacarnya yang ia temui di Palembang, Purnama Linda.
Aziz menjelaskan bahwa pesta pernikahan ini akhirnya digelar di rumah Epan di Desa Pauh, pada Sabtu (14/9/2024).
Dalam pesta tersebut, Epan terlihat diapit oleh kedua istrinya, Halima dan Purnama, yang tampak serasi duduk bersamanya di kursi pelaminan.
Suasana pesta pernikahan ini tentu saja menjadi sorotan, karena jarang ada pernikahan seperti ini di Indonesia.
BACA JUGA:Seorang Ayah Tega Bakar Anak Gadisnya hingga Alami Luka Bakar 65 Persen, Penyebabnya Karena Ini
Informasi Warga Setempat dan Keluarga
Pernikahan Epan dengan dua wanita sekaligus tidak hanya membuat heboh media sosial, tetapi juga masyarakat sekitar.
Warga setempat yang juga merupakan kerabat Epan membenarkan kejadian tersebut, meski mereka enggan berkomentar lebih lanjut mengenai pernikahan ini.
"Saya tidak banyak berkomentar. Kamu bisa tanya langsung kepada Kepala Desa, tapi memang benar ada pernikahan seorang pengantin pria dengan dua pengantin wanita," kata salah satu kerabat yang dikutip dari TribunSumsel.com.
Kepala Desa Pauh, Aziz, juga menjelaskan bahwa proses pernikahan ini berjalan tanpa paksaan. Semua pihak telah menyetujui pernikahan ini, dan kedua pengantin wanita siap menjalani kehidupan bersama Epan sebagai istri pertama dan kedua.