Ciri-Ciri Anak yang Rentan jadi Korban Penculikan
Menurut KPPPA setidaknya ada beberapa ciri-ciri anak yang rentan menjadi korban penculikan. Ciri-ciri tersebut dipicu oleh kondisi ekonomi dan pengasuhan orang tua.
Berikut beberapa ciri-ciri anak yang lebih rentan mengalami penculikan:
1. Anak-anak yang tumbuh dengan pengasuhan longgar
Menurut KPPPA, anak-anak yang tumbuh dengan pola pengasuhan longgar lebih rentan menjadi korban penculikan.
Pengasuhan yang longgar menyebabkan anak mudah dibujuk rayu dan menuruti perintah orang asing, termasuk pelaku kejahatan.
BACA JUGA:Stop Curi Air, PDAM Tirta Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Akan Ambil Langkah Hukum
2. Anak-anak yang tumbuh di tengah kesulitan ekonomi
Anak-anak yang tumbuh di tengah-tengah kesulitan ekonomi juga rentan menjadi korban penculikan.
Anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan ingin melakukan sesuatu untuk membahagiakan orang tuanya, salah satunya dengan mendapatkan uang. Hal ini menyebabkan anak jadi mudah diiming-imingi uang atau barang yang bagus.
3. Anak-anak yang terpapar terlalu banyak media sosial
Selain KPPPA, ciri-ciri anak yang rentan menjadi korban penculikan juga disampaikan oleh Sekretaris Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Putri Aisyiyah Rachma Dewi.
BACA JUGA:10 Pinjol Tanpa DC Lapangan dan BI Checking, Lebih Mudah Cairnya
Salah satu ciri-cirinya menurut Putri adalah anak-anak yang terpapar terlalu banyak media sosial juga berisiko mengalami penculikan.
Media sosial sekarang bisa diakses siapa saja kapan saja, termasuk anak-anak. Media sosial memungkinkan anak-anak bertemu orang asing yang bisa jadi memiliki niat jahat kepadanya.
Faktanya kasus penculikan akibat media sosial memang pernah terjadi selama beberapa tahun terakhir.