Pernyataan ini menggambarkan bagaimana tekanan yang dialami Kapten Philip selama masa penyanderaan mulai mereda setelah ia berhasil dibebaskan.
Proses pembebasan Kapten Philip bukanlah hal yang mudah. Pemerintah Indonesia, melalui Satgas Damai Cartenz 2024, telah melakukan berbagai upaya untuk membebaskan pilot tersebut.
Upaya ini dilakukan dengan pendekatan yang hati-hati, mengutamakan soft approach daripada hard approach.
Pendekatan ini melibatkan dialog dan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk tokoh agama, tokoh adat, dan keluarga dekat pimpinan KKB, Egianus Kogoya.
Dengan cara ini, diharapkan bisa meminimalisir jatuhnya korban jiwa, baik dari pihak aparat, masyarakat sipil, maupun untuk menjaga keselamatan Kapten Philip sendiri.
BACA JUGA:Begini Kronologi Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera KKB Selama 18 Bulan
Komandan Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menjelaskan bahwa pendekatan soft approach ini menjadi prioritas utama selama operasi berlangsung.
“Pendekatan ini penting untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa, baik dari aparat, masyarakat sipil, maupun untuk menjaga keselamatan Pilot Philip,” kata Faizal. Setelah upaya yang panjang dan intensif, akhirnya hasil yang diharapkan berhasil dicapai.
Pada Sabtu, 21 September 2024, Kapten Philip berhasil dijemput oleh tim gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024.
Ia ditemukan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga, Papua. Meskipun kondisinya tampak kurus dan wajahnya terlihat lebih tua, ia ditemukan dalam keadaan sehat secara umum.
BACA JUGA:18 Bulan Disandera KKB, Pilot Susi Air Berhasil Dibebaskan, Begini Kondisinya Sekarang
Setelah dijemput, Kapten Philip langsung diterbangkan ke Timika untuk menjalani pemeriksaan kesehatan lebih lanjut serta memastikan kondisi psikologisnya stabil.
Menurut Kombes Pol Bayu Suseno, meski Kapten Philip terlihat kurus, kondisi kesehatannya dinyatakan cukup baik.
"Pilot Philip dalam keadaan sehat dan langsung diterbangkan ke Timika," ujarnya. Setibanya di Timika, Kapten Philip segera dibawa ke ruangan khusus untuk menjalani mitigasi medis, termasuk pemeriksaan psikologisnya.
Langkah ini penting untuk memastikan bahwa kondisi Kapten Philip baik secara fisik maupun mental setelah menjalani masa penyanderaan yang cukup lama.