Kematian ayahnya dan warisan perjuangan kemerdekaan Papua yang ditinggalkan membuat Egianus mengikuti jejaknya dan menjadi pemimpin di usia yang sangat muda.
Egianus menjadi Panglima Komando Daerah Perang (Kodap) III Ndugama-Derakma, yang merupakan salah satu wilayah operasi TPNPB.
BACA JUGA:Anda Memiliki Unyeng-unyeng di Bagian Depan? Hati-hati, Ada Kepercayaan Seperti Ini
Sebagai seorang pemimpin muda, Egianus sangat disegani di kalangan kelompoknya dan telah memimpin berbagai aksi kekerasan melawan aparat keamanan Indonesia.
Rekam Jejak Aksi Kekerasan
Di bawah kepemimpinan Egianus Kogoya, kelompok bersenjata di Ndugama telah terlibat dalam berbagai aksi kekerasan yang menargetkan militer, polisi, dan warga sipil. Beberapa aksi besar yang melibatkan Egianus dan kelompoknya antara lain:
1. Penembakan Pesawat Twin Otter (2018)
Pada Juni 2018, Egianus memimpin serangan terhadap pesawat Twin Otter milik Dimonim Air dan Trigana Air yang mengangkut logistik Pilkada dan personel Brimob. Aksi ini menandai salah satu serangan pertama Egianus yang menarik perhatian luas.
BACA JUGA:Hasil Pleno, KPU Bengkulu Tengah Tetapkan 88.424 Jumlah DPT untuk Pilkada 2024
2. Penyanderaan Guru dan Tenaga Medis (2018)
Pada Oktober 2018, Egianus memimpin penyanderaan sejumlah guru dan tenaga medis di Distrik Mapenduma, Nduga.
Mereka dijadikan sandera dalam rangka menunjukkan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia dan meminta perhatian internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Papua.
3. Pembunuhan Pekerja PT Istaka Karya (2018)
Egianus dan kelompoknya menjadi aktor utama dalam pembunuhan sadis terhadap pekerja proyek PT Istaka Karya di Bukit Puncak Kabo, Nduga, pada Desember 2018. Insiden ini mengakibatkan 19 pekerja tewas dan memicu operasi militer besar-besaran di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Hasil Pleno, KPU Bengkulu Tengah Tetapkan 88.424 Jumlah DPT untuk Pilkada 2024
4. Penyerangan di Distrik Mugi (2019)