Pada Maret 2019, kelompok Egianus menyerang Distrik Mugi, yang mengakibatkan tiga anggota TNI gugur. Penyerangan ini semakin memperkuat reputasi Egianus sebagai salah satu pimpinan KKB paling berbahaya di Papua.
5. Penyerangan Rombongan TNI di Danau Haberna (2019)
Pada 23 Agustus 2019, Egianus dan pasukannya melakukan serangan terhadap rombongan TNI di Danau Haberna. Dalam serangan ini, dua prajurit gugur.
BACA JUGA:Anda Memiliki Unyeng-unyeng di Bagian Depan? Hati-hati, Ada Kepercayaan Seperti Ini
6. Pembakaran Pesawat Susi Air (2023)
Aksi pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan pilot Philip Mark Mehrtens pada Februari 2023 merupakan salah satu aksi terbesar yang dilakukan Egianus Kogoya. Aksi ini memicu reaksi keras
dari pemerintah Indonesia dan Selandia Baru, yang terus berupaya mencari solusi untuk membebaskan sandera.
Jejak Kekejaman Egianus Kogoya
Sejak 2017, Egianus dan kelompoknya telah melakukan sedikitnya 65 aksi kekerasan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 31 aksi adalah penembakan, 16 aksi adalah adu tembak, 8 aksi penyerangan, dan 3 aksi pembantaian.
Selain itu, Egianus juga tercatat melakukan 2 aksi pembakaran, 1 aksi pembunuhan, 1 aksi pemerkosaan, 1 aksi penganiayaan, 1 aksi pengancaman, dan 1 aksi penyanderaan.
Meskipun tindakannya dipandang sebagai bentuk perjuangan kemerdekaan oleh sebagian kalangan di Papua, banyak pula yang menganggap Egianus sebagai ancaman besar bagi keamanan di wilayah tersebut. Aksi-aksinya tidak hanya menargetkan aparat keamanan, tetapi juga warga sipil yang sering kali menjadi korban kekerasan.
BACA JUGA:Bawaslu Lebong Telusuri Video ASN yang Diduga Langgar Netralitas, Terekam Ikuti Slogan Kandidat
Egianus Kogoya dalam Perspektif Papua dan Indonesia
Bagi sebagian masyarakat Papua, terutama yang mendukung gerakan kemerdekaan, Egianus dianggap sebagai pejuang yang berani melawan ketidakadilan.
Namun, bagi pemerintah Indonesia dan masyarakat luas, aksi-aksi yang dilakukan oleh Egianus dan kelompoknya dianggap sebagai tindakan terorisme yang menimbulkan ketakutan dan kekacauan di wilayah Papua.
Pemerintah Indonesia telah berulang kali berupaya menumpas kelompok-kelompok bersenjata di Papua, namun Egianus Kogoya dan kelompoknya tetap menjadi ancaman yang sulit dihentikan.
Mereka menggunakan taktik gerilya dan dukungan dari masyarakat lokal untuk terus bertahan dan melanjutkan perjuangan mereka.
Sheila Silvina