Yang lebih mengecewakan, menurut Augustine, tidak ada perwakilan dari EY yang hadir di pemakaman Anna.
Meskipun dia telah berusaha untuk menghubungi manajemen perusahaan, tidak ada tanggapan yang memuaskan yang diterimanya.
Hal ini semakin memperkuat kesan bahwa perusahaan besar seperti EY cenderung mengabaikan sisi kemanusiaan dari karyawan mereka, terlepas dari peran dan tanggung jawab yang mereka emban.
Namun, di sisi lain, EY menyangkal bahwa beban kerja menjadi penyebab utama kematian Anna. Menurut pernyataan resmi dari EY, "tekanan pekerjaan" bukanlah alasan di balik meninggalnya Anna.
Rajiv Memani, kepala EY India, menyatakan bahwa meskipun Anna bekerja keras, seperti halnya karyawan lain, perusahaan tidak percaya bahwa tekanan pekerjaan dapat menyebabkan kematian.
EY juga menyatakan bahwa mereka sangat berduka atas kehilangan yang tragis dan telah memberikan bantuan yang diperlukan kepada keluarga Anna.
Pernyataan EY ini justru memicu gelombang kritik dan kemarahan di media sosial. Banyak profesional yang bekerja di industri yang sama, termasuk beberapa karyawan EY sendiri, mulai berbagi pengalaman mereka tentang budaya kerja yang dianggap tidak manusiawi dan penuh tekanan.
Sebuah unggahan di Reddit dari rekan kerja Anna menggambarkan bagaimana mereka diberi tahu tentang kematian Anna melalui sebuah surat resmi yang sangat formal, dilengkapi dengan foto LinkedIn Anna dan beberapa pesan standar.
Unggahan tersebut juga mengungkapkan bahwa sudah menjadi rahasia umum bahwa Anna sedang menghadapi masalah kesehatan yang memburuk sebelum akhirnya meninggal.
BACA JUGA:Gigi Kuning Bikin Malu, Ini 10 Cara Mudah Memutihkan Gigi, Bisa Pakai Kulit Pisang atau Wortel
Rekan kerjanya juga menyuarakan kritik terhadap lingkungan kerja di EY, menyatakan bahwa mereka sering kali harus bekerja selama 16 jam sehari selama musim sibuk dan 12 jam sehari di musim tidak sibuk.
Bahkan akhir pekan dan hari libur nasional sering kali tidak benar-benar digunakan untuk istirahat. Salah satu rekan kerja lainnya juga menyebutkan bahwa budaya kerja berlebihan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan promosi dan mencapai kesuksesan di perusahaan tersebut.
Kisah Anna tidak hanya memancing reaksi dari karyawan EY, tetapi juga dari para profesional lain yang bekerja di perusahaan akuntansi besar lainnya yang dikenal sebagai "The Big Four", yaitu Deloitte, PwC, KPMG, dan EY.
Mereka mulai berbagi pengalaman serupa tentang hari-hari kerja yang panjang, beban kerja yang berlebihan, serta minimnya dukungan dari manajer terkait bagaimana menangani tekanan dan stres pekerjaan.