BACA JUGA:Daftar 10 Gempa Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia, Tewaskan Ratusan Ribu Orang
8 sebaran sesar aktif utama yang dikenal di Indonesia:
1. Sesar Semangko
Terletak di pesisir barat Sumatera, Sesar Semangko berpotensi untuk memicu gempa bumi besar dan tsunami. Panjang sesar ini diperkirakan sekitar 1.900 km dan memiliki slip rate 5 mm/tahun.
2. Sesar Palu Koro
Terletak di Sulawesi Tengah, dikenal karena aktivitas seismiknya yang tinggi dan menyebabkan gempa besar di wilayah Palu pada tahun 2018. Sesar Palu Koro mempunyai slip rate sebesar 30 mm sampai 44 mm/tahun.
BACA JUGA:Catat! 12 Daerah Ini Rawan Gempa Megathrust, Ada Daerahmu?
3. Sesar Lembang
Berada di Jawa Barat, sering kali menjadi penyebab gempa bumi di Pulau Jawa, dengan memiliki slip rate sesar Lembang mencapai 1,5 mm/tahun.
4. Sesar Sorong
Terletak di Papua Barat, merupakan bagian dari zona subduksi di timur Indonesia, dengan memiliki slip rate sebesar 8,5 mm/tahun.
5. Sesar Mentawai
Terletak di sepanjang Kepulauan Mentawai, sering kali berhubungan dengan aktivitas seismik di wilayah tersebut. Dengan diketahui memiliki slip rate 14 mm sampai 15 mm/tahun.
BACA JUGA:2 Zona Merah Gempa Megathrust di Indonesia, BMKG Bilang Tinggal Tunggu Waktu
6. Sesar Flores
Berada di pesisir timur Pulau Flores, sering kali berhubungan dengan aktivitas gempa bumi di wilayah tersebut. Dengan slip rate 50-70 mm/tahun.
7. Sesar Matano
Terletak di Sulawesi Selatan, memiliki potensi aktivitas seismik yang besar, dengan slip rate berkisar antara 4-32 mm/tahun.
8. Sesar Kambing
Sesar Kambing terletak di Pulau Kambing, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, adalah sesar aktif terbaru yang dikenali di Pulau Jawa. Kecepatan pergeseran sesar ini adalah 5 mm/tahun.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Alat Pendeteksi Gempa yang Bisa Digunakan di Rumah, Hati-hati Megathrust
Dari daftar terlihat jika ada banyak ragam sesar yang aktif di Indonesia, yang menunjukkan kompleksitas geologinya dan potensi risiko bencana gempa bumi di berbagai wilayah Indonesia ini.
Sementara itu, dilansir dari mediaindonesia.com, pakar Geologi UGM, Gayatri Indah Marliyani, mengungkap keberadaan sesar aktif sulit dipetakan karena kondisi wilayah Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi sehingga tingkat erosi dan pelapukan batuan juga tinggi.
Hal ini menyebabkan bukti-bukti keberadaan sesar aktif di permukaan menjadi sulit untuk ditemui.
BACA JUGA:Gempa M 5,0 Guncang Bandung dan Garut, Benarkah Berpotensi Tsunami dan Ancaman Megathrust ?