Tim pemeriksa melakukan pemeriksaan singkat. Keputusan yang diambil lewat sidang kilat, lurah anggota PKI ini dihukum mati. Hal ini lazim terjadi selama pertempuran menumpas gerombolan Musso.
Lurah pendukung pemberontak tersebut dikenal sebagai jagoan. Dia dikenal sakti dan kejam. Saat menghadapi regu tembak dia pun tak gentar.
Namun saat tembakan diletuskan, sang lurah tak roboh ke tanah. Rupanya dia kebal peluru.
Darah yang mengalir dari tubuhnya dengan tenang dia 'hirup' kembali. Suhardiman mengingat tak ada tanda-tanda orang tersebut merasa kesakitan terkena tembakan.
BACA JUGA:7 Cara Mengajukan Pinjaman di DANA, Proses Mudah dan Cepat
Hal ini terjadi berulang-ulang. Suhardiman kebingungan menghadapi jagoan di depannya. Saat itulah seorang penduduk yang sudah sepuh mendekat dan berbisik pada Suhardiman.
"Jimatnya ada di celana, Pak."
Benar saja, saat celana lurah itu dibuka. Dia langsung lemas, lantas meninggal dunia.
Kasus tokoh PKI yang kebal peluru ini bukan satu-satunya. Komandan Batalyon Kala Hitam, Mayor Kemal Idris pun mengalami hal serupa.
Dalam sidang kilat di Alun-Alun Pati, ada empat gembong PKI yang mendapat vonis hukuman mati. Ternyata, ada seorang tahanan yang kebal peluru.
BACA JUGA:3 Cara Mudah Membersihkan Perhiasan Titanium di Rumah, Dijamin Kinclong
"Berkali-kali peluru diganti. Senjata otomatis juga digunakan. Tapi tak ada yang mampu merobek kulitnya," kata Kemal Idris dalam biografinya Bertarung Dalam Revolusi.
Di tengah kebingungan itu Letnan Ahmad maju. Dia mengeluarkan sebutir peluru dari magasin pistolnya dan diusap-usapkan ke tanah.
Peluru itu kemudian dipakai menembak tahanan tersebut. Berhasil, dia roboh di tanah dengan dada berlubang.
BACA JUGA:7 Cara Membersihkan Perhiasan Imitasi yang Bisa Kamu Coba di Rumah
Kemal saat itu didampingi perwira peninjau dari Australia yang tergabung dalam Komisi Tiga Negara (KTN). Betapa herannya orang asing itu melihat pemandangan di depannya.