BACA JUGA:Innalillahi, Siswa SMP Meninggal Dunia, Diduga Akibat Dihukum Oknum Guru Squat Jump 100 Kali
Laporan dari Page Six menyebutkan bahwa penyelidikan ini mulai terungkap setelah penggerebekan yang dilakukan pada Maret 2024.
Penggerebekan tersebut berfokus pada acara-acara yang diadakan oleh Diddy, yang dikenal dengan nama "Freak Offs."
Acara ini ternyata bukanlah pesta biasa; melainkan sebuah "pertunjukan seksual yang berlangsung lama."
Bahkan, agenda acara ini bisa berlanjut selama beberapa hari, dan di sinilah diduga terjadi banyak praktik perdagangan seks.
BACA JUGA:6 Ciri Septic Tank yang Rawan Meledak, Begini Cara Pencegahannya
Diddy diduga menggunakan rekaman dari sesi-sesi tersebut untuk memeras para korban, menambah dimensi gelap pada skandal ini.
Di acara Freak Offs, korban-korban perdagangan seksual diduga dipaksa untuk berhubungan dengan pekerja seks.
Praktik-praktik yang sangat memalukan ini menambah beban psikologis yang sudah berat bagi para korban.
Salah satu aspek yang mencolok dari kasus ini adalah bagaimana Diddy menggunakan kekuasaan dan sumber dayanya untuk menjerat para wanita muda.
Mereka yang berharap mendapatkan kesempatan dalam dunia musik malah terjerat dalam lingkaran pelecehan dan eksploitasi.
Ini mengingatkan kita pada banyak kasus serupa yang terjadi di industri hiburan, di mana kekuasaan sering disalahgunakan.
BACA JUGA:Penumpang Mobil Bak Terbuka Ini Auto Terkenal, Provokasi Sopir Agar Tak Beri Jalan Ambulans Menyalip
Rekam Jejak Buruk Diddy
Skandal ini tidak hanya berhenti pada tuduhan perdagangan seks. Diddy juga baru-baru ini dijatuhi putusan pengadilan banding sebesar USD 100 juta (sekitar Rp 1,5 triliun) atas tuduhan penyerangan seksual yang terjadi pada tahun 1997.
Kasus tersebut melibatkan Derrick Lee Cardello-Smith dan menunjukkan bahwa Diddy memiliki riwayat perilaku buruk yang patut dicurigai.