"Di 2024, BBM subsidi akan kita naikkan kadar oktan dari RON 90 ke RON 92 karena aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan minimum RON 91," kata Nicke.
2. Emisi
Kadar oktan yang lebih tinggi berarti Pertamax Green 92 memiliki emisi lebih rendah daripada Pertalite. Nicke mengatakan BBM dengan kadar oktan yang lebih tinggi diharapkan lebih ramah lingkungan dan lebih bagus untuk mesin.
"Masalah polusi yang sedang ramai bisa dengan cepat kita turunkan (dengan emisi yang lebih bersih)," kata Nicke.
BACA JUGA:Jangan Dianggap Sepele, Ini 3 Fitur Sederhana Motor Honda untuk Keselamatan Berkendara
3. Harga
Pertalite adalah BBM bersubsidi yang saat ini dijual dengan harga Rp 10.000 per liter. Pertamax Green 92 rencananya juga akan disubsidi tetapi kisaran harganya belum diketahui.
4. Konsumsi
Menurut data Kementerian ESDM, konsumsi Pertalite sepanjang 2022 mencapai 29,68 juta kiloliter. Pertamina memproyeksikan volume program Pertamax Green 92 pada 2024 mencapai 32,68 juta kiloliter dengan campuran ethanol 2,29 juta kiloliter.
BACA JUGA:Pertamax Green 92 Bakal Jadi Pengganti Pertalite, Cek Harga dan Keunggulannya
5. Impor
Dengan adanya campuran ethanol, Pertamax Green 92 bisa mengurangi impor BBM. Di sisi lain, Pertamina menargetkan penciptaan lapangan kerja dari produksi 1,2 juta kiloliter ethanol di dalam negeri. Namun, jumlah itu belum mencukupi dan masih memerlukan impor.
"Itu tidak masalah, kita tinggal mengganti impor gasoline dengan impor ethanol," kata Nicke.
Permasalahannya, menurut Nicke, ethanol saat ini masih dikenakan cukai karena mengandung alkohol. Pertamina berharap impor ethanol dibebaskan cukainya hingga produksi dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan Pertamina.
Nutri Septiana