"Karena justru beliau yang kemarin berkali-kali menyampaikan kita harus sering bertemu, kita harus sering berdiskusi," ungkap Sultan usai pemilihan pimpinan DPD di kompleks parlemen, Jakarta.
Pernyataan ini menunjukkan komitmennya untuk membangun komunikasi yang baik antara DPD RI dan eksekutif, yang diharapkan akan mengoptimalkan sinergi dalam pemerintahan.
BACA JUGA:Hari Pertama Dilantik, Sultan B Najamudin Penuhi Janji Kampanye, Jadi Ketua DPD RI
Sultan menegaskan bahwa kolaborasi antara berbagai lembaga negara, termasuk eksekutif, sangat penting. Ia menyadari bahwa pembangunan daerah tidak dapat dilakukan secara terpisah, melainkan harus melalui kerjasama yang erat.
"Kita harus kuat, karena negara sebesar kita, modal atau keunggulan kita itu di mana? Di kemajemukan dan kekompakan kita," tuturnya dengan penuh semangat.
Ini adalah pernyataan yang menunjukkan tekad Sultan untuk berkontribusi dalam menciptakan kerja sama yang harmonis di antara semua elemen pemerintah.
BACA JUGA:Bikin Heboh! Video Bule Begituan di Tepi Pantai, Polisi Lakukan Penyelidikan
Sebelum terpilih menjadi Ketua DPD, Sultan mengungkapkan bahwa ia telah mendapatkan dukungan dari Prabowo Subianto. Ia menceritakan pengalaman bertemu Prabowo beberapa waktu lalu, di mana mereka membahas berbagai isu kebangsaan yang penting.
Dukungan ini diharapkan dapat menjadi modal berharga bagi Sultan dalam menjalankan tugasnya di DPD RI.
Profil Singkat Sultan
Sultan Bachtiar Najamudin lahir di Anggut, Pino, Bengkulu Selatan, pada 11 Mei 1979. Sebelum melangkah ke dunia politik, Sultan memulai karirnya sebagai seorang pengusaha.
Ia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang penjualan senjata, bahan peledak, dan tabung gas secara nasional di bawah bendera ASA Karya Group.
BACA JUGA:Segini Poin Didapat Timnas Indonesia Jika Kalahkan Bahrain dan China, Rank FIFA Bakal Melejit
Karier politik Sultan dimulai pada tahun 2009 ketika ia mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI dari daerah pemilihan Bengkulu dan berhasil terpilih.
Pada masa itu, Sultan dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Hubungan Antar Lembaga di DPD RI. Namun, pada tahun 2012, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari DPD karena terpilih menjadi Wakil Gubernur Bengkulu untuk sisa masa bakti 2010-2015.
Meski sempat mencalonkan diri sebagai gubernur Bengkulu, Sultan harus menerima kenyataan bahwa ia kalah dalam pemilihan tersebut.
BACA JUGA:Sultan B. Najamuddin di Puncak DPD RI, Rohidin: