Mereka hanya dibayar berdasarkan jumlah jam mengajar atau proyek tertentu yang mereka terima. Sayangnya, sebagai tenaga honorer, mereka tidak mendapatkan tunjangan maupun jaminan sosial seperti yang diterima oleh pegawai negeri sipil (PNS) atau guru tetap di lembaga pendidikan.
Hal ini membuat kehidupan para guru honorer seringkali berada dalam kondisi ekonomi yang sulit, meskipun dedikasi mereka terhadap profesi tidak diragukan lagi.
BACA JUGA:Daftar Lowongan Kerja di Jepang untuk WNI Lengkap dengan Lokasinya, Berminat?
Kisah Pak Alvi ini pun mengundang banyak simpati dari para netizen yang menonton video tersebut. Banyak warganet yang merasa iba dan prihatin terhadap nasib para guru honorer, bahkan ada yang menyuarakan pentingnya kenaikan gaji bagi mereka.
"NAIKIN GAJI GURU HONORER, MEREKA MULIA YA RABB," tulis salah satu pengguna TikTok dengan akun @nn***vv disertai emoji menangis.
Tak hanya itu, beberapa komentar lain juga menyuarakan ketidakadilan dalam sistem penggajian guru di Indonesia.
Salah satu akun menyebutkan bahwa guru honorer sering kali lebih rajin mengajar dibandingkan dengan guru yang sudah berstatus PNS.
"Jujur aja ya gaiss, guru honorer itu yang paling rajin masuk kelas dibanding yang PNS. Jadinya suka bingung kenapa gaji PNS lebih besar, padahal yang PNS sering jarang masuk," tulis akun @p***ii.
BACA JUGA:9 Syarat dan Cara Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang
Keluhan mengenai kecilnya gaji guru honorer juga disampaikan oleh warganet lainnya. "Kenapa ya guru honorer gajinya kecil, padahal pekerjaannya bisa membuat anak-anak muda sukses dan mendapatkan gaji jutaan bahkan puluhan juta?" tulis akun @C***yy.
Beberapa komentar juga membandingkan penghasilan guru dengan penghasilan anggota DPR yang dinilai jauh lebih tinggi, padahal peran guru dalam membangun generasi bangsa dianggap lebih krusial.
"Lebih rela gaji guru yang besar daripada besaran gaji DPR," tambah akun @M***rr.
BACA JUGA:Kampanye Perdana di Betungan, Ini Rencana Paslon Dani Hamdani-Sukatno (DISUKA) untuk Kota Bengkulu
Selain itu, ada juga komentar yang mengapresiasi sikap para murid Pak Alvi yang masih menghormati dan menyapa gurunya meski bertemu dalam kondisi yang memprihatinkan.
"Respect untuk murid-muridnya yang masih menegur gurunya, sekadar menyapa atau memberi salam kepada yang lebih tua. Karena di zaman sekarang, tata krama seperti ini sudah mulai sulit ditemukan di lingkungan masyarakat," tulis akun @fa***ii.
Kisah Pak Alvi ini hanyalah salah satu dari banyaknya potret kehidupan guru honorer di Indonesia yang masih menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.