"Terus ambal itu dibakar dan dimasukkan ke dalam kamar korban. Nah, posisinya korban sedang terlelap tidur. Jadi pelaku ini sempat ngarang seolah-olah saksi,” sambungnya.
BACA JUGA:5 Penyebab Selingkuh dalam Islam yang Jarang Disadari, Apa Saja?
Motif Pelaku
Pelaku FAD mengaku membakar korban karena sakit hati.
"Pelaku sakit hati ke korban karena di-bully. Korban ini kan pengajar di ponpes itu. Nah, pelaku ini sering di-bully karena kondisi fisiknya. Terus kalau ada perilaku kurang pas atau pelanggaran dia, dieksposes di depan santri lainnya,” ungkap David.
“Selain itu, (korban) suka dituduh dan difitnah melakukan pelanggaran. Diadu domba juga dengan santri lain dan pimpinan ponpes sehingga dia (pelaku) sering dimarahi,” tambahnya.
FAD saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka. Pihaknya kini masih memproses hukum FAD sebagai anak yang berhadapan dengan hukum.
BACA JUGA:5 Penyebab Selingkuh dalam Islam yang Jarang Disadari, Apa Saja?
Fakta-fakta Kasus Santri Bakar Pengurus Ponpes di Langkat
1. Pelaku Bakar Karpet
Saat kejadian, Sabtu (5/10/2024) sekira pukul 03.00 WIB, pelaku saat itu tengah tugas piket malam. Saat itulah pelaku memutuskan untuk melancarkan aksinya.
"Pas kejadian itu, memang jatahnya dia (pelaku) piket jaga malam. Dia melihat si korban lengah, dia melancarkan aksinya," kata Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo, Rabu (9/10).
David mengatakan pelaku mengambil karpet dan memasukkannya ke dalam kamar korban yang tidak terkunci. Ia lalu membakar karpet tersebut dan menyiramkan pertalite yang dibawanya ke karpet itu lalu membakarnya.
"Jadi, waktu korban tertidur di kamar masjid, kamar tidur marbot, dia (pelaku) ambil karpet untuk tidur, dia siram pertalite ke situ, dia masukkan ke dalam kamar tempat korban tidur, dia sulut menggunakan korek gas," ujarnya.
BACA JUGA:Netizen Murka, Akun Instagram Ahmed Al Kaf Hilang Pasca Kontra Indonesia Vs Bahrain
2. Pelaku Rekayasa Cerita
Pelaku FAZ(17) sempat mengarang cerita terkait peristiwa itu. Usai membakar kamar korban, pelaku mengaku pura-pura tidak melakukan pembakaran tersebut. Pelaku pura-pura melihat orang lari dari TKP. Pelaku juga turut mengevakuasi korban.
Setelah terbakar, pelaku lalu berakting dengan minta pertolongan para santri lainnya. Usai para santri berkumpul, pelaku juga ikut membantu memadamkan api dan mengevakuasi korban.