Salah satu tanda paling mencolok dari love scamming adalah keengganan pelaku untuk bertemu secara langsung. Mereka sering memberikan berbagai alasan, seperti kesibukan kerja, masalah kesehatan, atau bahkan alasan yang sangat dramatis, untuk menghindari pertemuan fisik.
BACA JUGA:Konversi Mata Uang Baru BRICS ke Dolar & Rupiah, 1 BRICS Berapa Rupiah?
Ketika seseorang benar-benar mencintai, biasanya mereka akan berusaha untuk bertemu dan mengenal satu sama lain lebih dekat. Jika pasangan daring Anda selalu mencari alasan untuk tidak bertemu, ini bisa menjadi tanda bahaya.
2. Kontrol atas Korban
Pelaku love scamming biasanya menggunakan manipulasi emosional untuk mengendalikan korban. Mereka mungkin mengancam akan meninggalkan korban jika tidak memenuhi permintaan tertentu.
Dengan cara ini, mereka menciptakan ketergantungan emosional, sehingga korban merasa tertekan untuk mengikuti keinginan pelaku, meskipun itu tidak rasional.
BACA JUGA:BRI Dorong Kebangkitan Perekonomian Pasar Tradisional di Tengah Pemulihan Ekonomi Nasional
3. Meminta Uang atau Bantuan Keuangan
Salah satu ciri paling jelas dari penipuan ini adalah permintaan uang. Pelaku sering mengklaim mengalami masalah kesehatan mendesak, kesulitan finansial, atau situasi darurat lainnya yang membuat mereka memerlukan bantuan keuangan.
Mereka mungkin juga menggunakan cerita yang menyentuh hati untuk menggugah rasa empati korban. Namun, jika Anda baru mengenal seseorang, waspadalah terhadap permintaan semacam ini.
4. Terlalu Cepat Jatuh Cinta
Pelaku love scamming sering kali sangat ekspresif dalam mengungkapkan perasaan mereka. Mereka mungkin menyatakan cinta atau ketertarikan dalam waktu yang sangat singkat, bahkan sebelum benar-benar mengenal Anda.
Pengucapan cinta yang cepat dan intens seharusnya menjadi sinyal peringatan, karena hubungan yang sehat biasanya membutuhkan waktu untuk berkembang.
BACA JUGA:Cara Menggunakan Sabrina BRI, Cari ATM Terdekat Tak Perlu Pakai Maps
5. Identitas Palsu
Pelaku penipuan sering kali menggunakan identitas palsu atau membuat kebohongan tentang pekerjaan, pendidikan, atau status sosial mereka. Mereka mungkin mengklaim memiliki karier yang sukses atau latar belakang yang mengesankan untuk menarik perhatian dan mendapatkan kepercayaan Anda.