Siapa Pemilik Perusahaan Sritex, dari Pasar Klewer hingga Seragam Tentara NATO yang Dinyatakan Pailit?

Senin 28-10-2024,13:42 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Widiyarti

BACA JUGA:Daftar Situs Web AI untuk Bikin Foto Bergerak, Begini Cara Menggunakannya

Langkah ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat usahanya. Pada tahun berikutnya, Lukminto membuka pabrik cetak kain pertamanya di Surakarta, yang menghasilkan kain dalam warna-warna yang beragam.

Inovasi ini membawa angin segar bagi industri tekstil lokal, dan bisnisnya pun semakin berkembang. Pada tahun 1972, Lukminto memperluas usahanya dengan mendirikan pabrik kain baru di Semanggi, Surakarta.

Memasuki dekade 1980-an, Sritex melakukan ekspansi besar-besaran. Pabrik tekstil utama direlokasi ke Desa Jetis, Sukoharjo, dan perusahaan ini pun secara resmi berubah menjadi PT Sri Rejeki Isman.

BACA JUGA:Ini Jenis Produk Usaha yang Tergolong UMKM di Indonesia, Tertarik Coba?

Pada tahun 1978, Sritex terdaftar sebagai perseroan terbatas di Kementerian Perdagangan. Perkembangan bisnis terus berjalan, dan pada tahun 1982, Sritex mendirikan pabrik kedua yang fokus pada produksi kain tenun.

Tahun 1992 menjadi salah satu puncak kejayaan Sritex, di mana pabrik mereka diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Tak lama setelah itu, Sritex mulai merambah pasar internasional dengan memproduksi seragam untuk organisasi NATO dan tentara Jerman, yang membuktikan bahwa kualitas tekstil Indonesia mampu bersaing di pasar global.

BACA JUGA:Ini Jenis Produk Usaha yang Tergolong UMKM di Indonesia, Tertarik Coba?

Dengan rata-rata produksi mencapai 24 juta potong kain per tahun, Sritex berhasil menembus pasar di lebih dari 40 negara, sekaligus menjadi mitra produksi sejumlah merek internasional terkenal seperti Uniqlo, Zara, JCPenney, New Yorker, Sears, dan Walmart.

Sritex di Bawah Kepemimpinan Generasi Kedua

Haji Muhammad Lukminto menyerahkan kepemimpinan Sritex kepada putra sulungnya, Iwan Setiawan Lukminto, pada tahun 2007.

Di bawah kendali Iwan, perusahaan ini semakin berkembang pesat. Tak hanya mempertahankan pasar internasional, Sritex juga memperluas bisnisnya ke bidang lain, termasuk memiliki sekitar sepuluh hotel di kota-kota besar seperti Solo, Yogyakarta, dan Bali.

BACA JUGA:Ini Jenis Produk Usaha yang Tergolong UMKM di Indonesia, Tertarik Coba?

Pada tahun 2013, Sritex mencatat sejarah baru dengan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode ticker SRIL.

Langkah ini menjadikan Sritex sebagai salah satu perusahaan tekstil yang diperhitungkan di pasar modal Indonesia.

Pada tahun 2020, Iwan Setiawan Lukminto tercatat sebagai orang terkaya Indonesia nomor 49 versi Forbes, dengan kekayaan mencapai 515 juta dolar AS (sekitar Rp 8 triliun).

Kategori :