Beberapa netizen menyampaikan pengalaman mereka. Akun @ac***se, misalnya, menulis, “Betul.. langkah luar biasa dari Alfamidi dan Alfamart. Saya juga sudah lama tidak memberikan uang parkir ke juru parkir liar.”
BACA JUGA:Kelebihan dan Keuntungan Bagi Mahasiswa Bayar UKT Lewat ATM BRI dan BRImo
Senada dengan itu, akun @ro**exx berkomentar, “Pelanggan senang, ormas pun meradang,” menyinggung kemungkinan protes dari beberapa pihak yang biasa menarik uang parkir liar.
Ada juga yang berkomentar dengan nada humor, seperti akun @to**r_ yang menyebut, “Beli aqua Rp4.000, parkirnya Rp2.000, kan gemes tuh!”
Unggahan ini juga menunjukkan adanya berbagai perspektif tentang fenomena ini. Akun @ro***a& berkomentar lucu bahwa ia sering melihat tukang parkir yang berkendara dengan motor matic mahal seperti PCX, sementara banyak pelanggan yang justru menggunakan motor dengan harga lebih murah.
Komentar ini secara tidak langsung menggambarkan rasa jengkel sebagian pelanggan yang merasa tidak adil karena juru parkir liar sering kali mendapatkan keuntungan tanpa ada kontribusi layanan yang nyata.
BACA JUGA:Cukup dari HP, BRI dan Pos Indonesia Luncurkan Fitur Kirim Barang di BRImo
Namun, ada juga netizen yang tetap bersimpati terhadap juru parkir liar ini. Misalnya, akun @zu***n_ menulis, “Setiap uang yang gue kasih ke tukang parkir, gue ikhlas dan berharap recehan dua ribuan gue bisa masuk ke perut keluarga mereka. Walau kebanyakan orang risih, gue tetap respect karena mereka masih mau cari uang halal.”
Ungkapan ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat melihat sisi kemanusiaan di balik fenomena juru parkir liar dan rela memberikan uang parkir sebagai bentuk bantuan kepada mereka.
Peristiwa ini mencerminkan dilema yang dihadapi masyarakat. Di satu sisi, pelanggan merasa hak mereka untuk mendapatkan fasilitas parkir gratis tidak dihargai oleh juru parkir liar.
BACA JUGA:Buka Rekening Tanpa ke Bank, Cukup Gunakan BRI Mobile
Namun, di sisi lain, ada rasa empati terhadap juru parkir liar yang mungkin berjuang mencari nafkah.
Langkah Alfamidi yang memperingatkan melalui pengeras suara menjadi upaya untuk melindungi hak pelanggan sambil mengedukasi bahwa mereka tidak wajib memberikan uang parkir.
Respon masyarakat yang beragam juga menunjukkan adanya perbedaan persepsi mengenai fenomena ini, antara mereka yang mendukung tindakan tegas dan mereka yang masih merasa simpatik terhadap para juru parkir liar.
Sheila Silvina