2. Memberikan Arahan dan Nasihat
Tidak hanya dukungan moral, orang tua juga bisa memberikan arahan dan nasihat agar anak lebih giat dalam belajar.
Meskipun tidak semua orang tua menguasai materi atau topik skripsi anak, mereka tetap bisa membantu dengan memberikan tips belajar efektif atau cara mengatur waktu yang lebih baik.
Memberikan arahan agar anak menetapkan target harian, seperti berapa halaman yang harus selesai atau berapa banyak data yang harus dikumpulkan, bisa membantu anak mencapai kemajuan yang konsisten dalam menyelesaikan skripsinya.
Nasihat seperti ini dapat membantu anak untuk tetap fokus dan terarah, mengingatkan mereka akan tujuan utama mereka, yaitu lulus tepat waktu dan memperoleh hasil yang memuaskan.
BACA JUGA:Nama Kadis PUPR Bengkulu Tengah Dijual Ke Kepala Desa, Modusnya Seperti Ini
3. Membimbing Anak Saat Belajar di Rumah
Selain memberi arahan, orang tua juga bisa membimbing anak saat belajar di rumah. Kehadiran orang tua yang bersedia mendengarkan dan mendukung saat anak belajar akan menciptakan suasana yang kondusif.
Misalnya, menyediakan ruang belajar yang nyaman, tenang, dan jauh dari gangguan, sehingga anak bisa berkonsentrasi penuh.
Orang tua juga bisa bertanya tentang perkembangan skripsi anak, tanpa menuntut atau memberi tekanan berlebihan, sehingga anak merasa bahwa orang tua mendukung setiap tahap dalam proses belajarnya.
Orang tua juga bisa memberikan pendapat atau masukan sederhana jika anak meminta, namun perlu diingat untuk memberikan dukungan yang bijak tanpa berusaha terlalu mencampuri detail akademis yang mungkin justru bisa membuat anak merasa kurang percaya diri atau cemas.
BACA JUGA:Jadi Serba Salah, Mau Negur Takut Dilaporkan Polisi, Guru Ini Biarkan Muridnya Tak Tertib
4. Menciptakan Suasana Diskusi di Rumah
Suasana diskusi yang terbuka dan mendukung di rumah dapat membuat anak lebih nyaman berbicara mengenai kemajuan maupun kendala yang dihadapi dalam mengerjakan skripsi.
Orang tua bisa memulai dengan menanyakan perkembangan terbaru atau menanyakan apa yang bisa dibantu.
Kadang-kadang, anak hanya butuh tempat untuk menyalurkan pikiran dan kekhawatiran mereka. Dengan berdiskusi, anak bisa lebih bebas mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi.