Diskusi seperti ini juga bisa mempererat hubungan antara orang tua dan anak serta membangun ikatan emosional yang lebih dalam.
Suasana keterbukaan dan diskusi yang sehat dapat menciptakan iklim keluarga yang mendukung dan inspiratif bagi anak untuk terus maju dalam proses skripsinya.
BACA JUGA:Nama Kadis PUPR Bengkulu Tengah Dijual Ke Kepala Desa, Modusnya Seperti Ini
5. Menghargai Setiap Usaha yang Dilakukan
Ketika anak berhasil menyelesaikan bagian dari skripsinya, berikan apresiasi terhadap usaha yang sudah dicapai.
Tidak harus dengan hadiah besar, cukup dengan memberikan pujian atau mengakui bahwa apa yang sudah dicapai adalah hasil kerja keras.
Hal sederhana ini bisa sangat berpengaruh bagi anak, karena mereka akan merasa diapresiasi dan termotivasi untuk melanjutkan usahanya.
Menghargai usaha anak bisa memberikan dorongan motivasi yang kuat, mengingatkan mereka bahwa orang tua turut mendukung sepenuhnya dalam proses mereka.
Selain itu, menghargai usaha anak dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keinginan untuk menyelesaikan skripsi dengan hasil terbaik.
BACA JUGA:Polemik Rumah Makan Padang di Cirebon, Penjual Bukan Orang Minang
6. Menjadi Pendengar yang Baik
Sering kali, anak-anak yang sedang mengerjakan skripsi membutuhkan seseorang untuk mendengarkan keluh kesah mereka.
Mungkin mereka merasa frustasi, lelah, atau mengalami masalah dalam penelitian. Dalam situasi seperti ini, orang tua bisa berperan sebagai pendengar yang baik.
Biarkan anak bercerita tentang kesulitan mereka tanpa interupsi atau nasihat berlebihan, sehingga mereka merasa nyaman dan lega.
Dengan mendengarkan, orang tua menunjukkan perhatian dan empati, yang bisa memberi kekuatan emosional kepada anak.
BACA JUGA:Skripsi Jadi Momok Menakutkan? Kenali, Ini 7 Penyebab Utama Mahasiswa Kesulitan di Tahap Akhir