- NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Sosok Siti Rohana Kudus, jurnalis perempuan pertama Indonesia. Rohana Kudus, merupakan wartawan perempuan pertama Indonesia, yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2019. Keputusan ini didapat dari hasil pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Joko Widodo pada Rabu (6/11/2019).
BACA JUGA:Posisi, Syarat dan Kualifikasi Lowongan Kerja Terbaru di Indofood Tahun 2024
Rapat tersebut membahas tentang usulan calon Pahlawan Nasional 2019 yang terdapat dalam Surat Menteri Sosial RI nomor: 23/MS/A/09/2019 tanggal 9 September 2019. Rohana Kudus dikenal sebagai jurnalis, aktivis, hingga pejuang emansipasi wanita. Perjuangannya dalam mengangkat derajat kedudukan perempuan mengandung nilai inspiratif yang tinggi.
Mulai dari semangatnya belajar membaca dan menulis secara otodidak, mendirikan sekolah untuk para perempuan di tanah Minang, hingga menjadi perempuan Indonesia pertama yang berkiprah di bidang jurnalisme.
BACA JUGA:Agus Salim Viral Lagi, Denny Sumargo Cuma Tanggapi Seperti Ini
Profil Rohana Kudus
Rohana Kudus, perempuan yang lahir pada tanggal 20 Desember 1884 di Koto Gadang, Sumatera Barat. Nama lahirnya adalah Siti Roehana Koeddoes. Dia merupakan seorang putri dari Mohammad Rasyad Maharaja Sutan dan Kiam. Ayah Rohana merupakan seorang pegawai Kejaksaan di Pemerintah Hindia Belanda. Rohana juga merupakan saudara perempuan seayah dari Sutan Syahrir, Perdana Menteri RI pertama.
Rohana tumbuh di lingkungan yang memegang teguh ajaran agama Islam. Oleh sebab itu, sejak kecil, Rohana Kudus diajari membaca Al-Quran. Selain pendidikan agama, keluarganya juga mengajarkan pengetahuan umum seperti membaca dan menulis. Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, tetapi keluarga dan lingkungan sekitar Rohana mengajarkan ilmu pengetahuan dasar sehingga dia mampu mengenal abjad latin, Arab, dan Arab Melayu saat usianya baru enam tahun.
BACA JUGA:6 Tokoh Pahlawan Asal Sumatra yang Turut Membawa Indonesia Menuju Kemerdekaan
Untuk menyalurkan minat membacanya, Ayah Rohana bahkan berlangganan surat kabar yang berisi dongeng-dongeng bernama Berita Ketjil yang terbit di Talu. Dia juga senang membaca buku-buku Belanda koleksi ayahnya.
Pada tahun 1890-an, Rohana pindah ke Alahan Panjang untuk mengikuti ayahnya yang dipindah tugaskan sebagai juru tulis. Di sana, Rohana kecil sempat diangkat menjadi anak oleh tetangganya yaitu Jaksa Alahan Panjang, Sutan bersama istrinya Adiesa.
Adiesa sering mengajak Rohaha bermain ke rumahnya dan mengajarkan membaca, menulis, menghitung, bahkan menjahit. Tak lama, di usia delapan tahun Rohana pindah ke Talu karena sang ayah kembali dipindahtugaskan.
BACA JUGA:4 Posisi Lowongan Kerja PT Adaro Energy Indonesia Tbk Terbaru 2024
Di Talu ia banyak membantu kedua orang tuanya dengan ditugasi menjaga kedua adiknya yang bernama Ratna dan Ruskan. Sambil bermain di teras, Rohana membacakan cerita-cerita kepada adiknya secara lantang. Ulahnya pun membuat banyak orang kagum ketika lewat di depan rumahnya.
Dari aktivitas tersebut, Rohana mengajarkan anak-anak yang berkumpul di rumahnya untuk membaca majalah dan buku. Selama empat tahun, kegiatan Rohana mengajar teman-teman sebayanya ikut serta didukung oleh sang ayah dengan disediakan peralatan alat tulis.
Mengutip dari buku Khazanah Ulama Perempuan Nusantara karya Nur Hasan, pada usia 17 tahun, Ibu Rohana meninggal dunia. Rohana pun kembali ke kampung halamannya di Koto Gadang dan tinggal bersama neneknya.