5. Mengurangi Risiko Kram Otot
Selain potasium, labu siam juga mengandung magnesium dalam jumlah yang signifikan. Magnesium adalah mineral yang berperan penting dalam mendukung kesehatan otot dan sistem saraf.
Kekurangan magnesium dapat menyebabkan kram otot, terutama saat tidur. Untuk menghindari kram otot yang sering mengganggu kenyamanan tidur, Anda bisa mencoba mengonsumsi rebusan labu siam secara rutin.
6. Membantu Menurunkan Kolesterol
Labu siam juga memiliki manfaat besar dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kandungan serat yang tinggi dalam labu siam membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh secara bertahap.
Selain itu, karena labu siam rendah lemak, mengonsumsinya secara teratur juga dapat mencegah penumpukan kolesterol di dalam tubuh, yang bisa berisiko menyebabkan penyakit jantung.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, Anda bisa memasak labu siam dengan cara direbus atau dikukus.
BACA JUGA:Situs NTMC Polri Jadi Situs Judi Online, Begini Penjelasan Mabes Polri
7. Membantu Melawan Kanker
Labu siam mengandung vitamin C yang cukup tinggi, sekitar 13% dari kebutuhan harian tubuh. Vitamin C dikenal luas sebagai antioksidan yang kuat yang berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Radikal bebas ini adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker.
Dengan mengonsumsi rebusan labu siam secara teratur, Anda membantu tubuh meningkatkan pertahanan alami terhadap kerusakan sel dan mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh paparan radikal bebas.
BACA JUGA:Sosok AgenBRILink di Tengah Kebun Kelapa Sawit jadi Pahlawan Inklusi Keuangan
8. Menjaga Kesehatan Jantung
Kesehatan jantung adalah hal yang tidak boleh diabaikan, dan labu siam dapat memberikan dukungan penting dalam hal ini. Kandungan folat dan vitamin B dalam labu siam sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung.
Folat membantu mengontrol kadar asam amino dalam darah, yang jika tidak terkendali, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.