NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ini informasi sangat penting. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan kedatangan fenomena El Nino hingga enam bulan ke depan.
Lalu apa saja bahayanya buat Indonesia? Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan mulai Mei 2023 beberapa wilayah seperti Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan menghadapi pancaroba alias fase transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Dengan demikian masyarakat harus waspada terjadinya angin kencang, puting beliung hingga hujan lebat dengan durasi yang relatif sebentar.
BACA JUGA:Jika 3 Hewan Ini Masih Ada KIAMAT Belum Terjadi, Gus Baha: Sudah Ada Tandanya tapi Jarang Disadari
“Yang harus diwaspadai biasanya fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, angin kencang angin puting beliung dan bisa jadi hujan lebat meskipun singkat," ujar Dwikorita secara virtual, seperti dirilis dari laman cnnindonesia.com.
Ia menjelaskan kewaspadaan yang tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penurunan curah hujan. Terlebih biasanya kondisi ini dibarengi dengan keadaan kekeringan.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata Dwikorita, kondisi kemarau ini terbilang beda. Itu karena tahun ini terdapat fenomena El Nino yang membuat kemarau lebih cenderung kering.
Hal tersebut bertolak belakang dengan tiga tahun terakhir, yakni saat RI dilanda kemarau basah akibat fenomena La Nina.
Selain itu, dia juga meminta untuk waspada terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama yang terjadi di wilayah lahan gambut.
BACA JUGA:Bikin Jantung Wanita Berdebar, Ini 5 Duda Keren yang Betah Sendiri
Wilayah yang harus diwaspadai di antaranya Riau, Jambi dan Sumatera Utara. Ketiga wilayah itu kata Dwikorita banyak terdapat lahan gambut yang saat terjadi kebakaran terbilang sulit untuk padam.
“Karhutla rentan di lahan gambut, yang artinya apabila terbakar sangat dalam (titik apinya). Ini berdampak memadamkannya tidak mudah," ujarnya.
Dwikorita juga mengimbau waspada karhutla pada Mei 2023 di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
Tak luput, ia juga mewanti-wanti kepada para pendaki gunung untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran di wilayah pegunungan.
“Misalnya kita hiking di Jawa itu jangan mudah membuang puntung rokok ya, akan terbakar meskipun bukan lahan gambut," tuturnya.