Tanaman teki, atau juga dikenal sebagai alang-alang, memang dikenal sebagai tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat di berbagai kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang lembap dan gelap didukung oleh sisa-sisa jaringan laron yang mati dapat menjadi media yang cocok bagi pertumbuhan tanaman teki.
Kenyataan ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa fenomena alam seringkali memiliki penjelasan ilmiah yang rasional. Masyarakat perlu berhati-hati dalam menerima klaim atau informasi yang belum terbukti kebenarannya. Lebih baik mencari penjelasan ilmiah yang kuat dan didukung oleh fakta sebelum menyebarkan informasi kepada orang lain.
Dengan demikian, unggahan tentang laron yang diklaim tumbuh menjadi tumbuhan teki perlu untuk dilihat secara rasional dan kritis. Kita perlu memastikan bahwa informasi yang kita terima memiliki dasar ilmiah yang kuat sebelum kita percaya dan menyebarkannya kepada orang lain.
BACA JUGA:Ini Tumbuhan yang Ampuh Usir Laron dari Rumah, Aman dan Mudah Ditanam
Fakta-fakta Laron
Sementara itu, menanggapi mitos mengenai laron sebenarnya ada fakta-fakta menarik dibalik sosok spesies hewan yang muncul di saat musim hujan satu ini, yakni:
1. Laron adalah bagian dari koloni rayap
Sementara dikutip dari laman Pest World, rayap merupakan salah satu spesies hewan yang sudah ada sejak zaman purba. Bahkan, ada banyak fosil yang membuktikan bahwa rayap sudah ada sejak 120 juta tahun lalu. Siklus hidup rayap juga terbilang cukup kompleks.
Rayap adalah serangga yang hidup berkelompok dan memiliki ekosistem sosial yang sangat kuat dan khas. Rayap juga dikenal sebagai hewan yang sangat gemar memakan selulosa yang biasanya didapatkan dari kayu dan produk-produk olahan kayu lainnya.
Itu sebabnya, rayap dianggap hama yang dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar dalam dunia properti. Pada umumnya, rayap terbagi menjadi tiga kelompok koloni utama, yakni bawah tanah, kayu kering, dan kayu basah. Masing-masing koloni terdiri dari rayap pekerja, prajurit, dan swarmer atau rayap reproduksi.
Swarmer inilah yang biasanya menjadi laron dan bertugas untuk berkembang biak karena tidak semua koloni rayap itu dapat bereproduksi. Sebagian koloni rayap bersifat mandul sehingga untuk melanjutkan kelangsungan hidup, mereka membutuhkan subspesies bernama swarmer (laron) tadi.
Pembagian koloni dalam dunia rayap memang sudah terjadi sejak zaman nenek moyang mereka pada era dinosaurus. Laron menjadi bagian penting dalam siklus hidup rayap karena sangat berkaitan erat dengan reproduksi rayap itu sendiri.
BACA JUGA:Rp 53 M Terkumpul dari Program Pemutihan Pajak Kendaraan 2024, Berikut Rincian dari Bapenda Bengkulu
2. Tugas laron adalah kawin
Pada saat musim hujan tiba, kondisi tanah akan semakin basah dan lembap. Hal ini merupakan sinyal bagi sebagian koloni rayap untuk keluar sarang dan melakukan tugas penting. Ya, musim hujan berarti musim kawin pada koloni rayap melalui laron.
Jumlah laron yang keluar sarang di musim hujan berjumlah sangat banyak sehingga memudahkan mereka dalam mencari pasangan untuk melakukan reproduksi. Uniknya, beberapa rayap pekerja yang ada di luar kelompok swarmer bisa menumbuhkan sayap mereka dan ikut berkontribusi dalam pencarian pasangan di musim hujan.
Ditulis dalam laman Animal How Stuff Works, laron akan muncul dari mana pun selama musim hujan. Mereka bisa muncul dari dalam tanah, batang pohon besar, bahkan dari dalam kayu di perumahan warga.
Ilmuwan dan ahli satwa menyatakan bahwa perkawinan bisa terjadi antara spesies koloni yang berbeda dan ini menyebabkan keragaman genetik dalam dunia rayap.
BACA JUGA:Baru Tahu, Ternyata Ini Alasan Kenapa Banyak Laron saat Musim Hujan Tiba