BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Kita semua pasti berdoa perang tidak terjadi, namun fakta terjadi sekarang. Nah sekarang ada spekulasi kalau menyatakan Perang Dunia 3 (PD 3) akan terjadi di tanah Eropa. Alasannya karena Rusia dan Ukraina atau di Selat Taiwan karena Taipe dengan China.
Namun spekulasi lain dinyatakan oleh analis geopolitik dan penulis The Shadow War, Brandon Weichert.
BACA JUGA:Untuk Anak Kos, Ini Dampak Buruk Konsumsi Mie Instan Secara Berlebihan, Bisa Bahaya
Ia mengatakan sebenarnya ancaman PD3 akan muncul dari Timur Tengah. Ini dengan tegasnya mengatakan, sudah lama menjadi kekhawatiran AS sejak lama.
“Sudah menjadi pendapat saya selama beberapa tahun sekarang bahwa ancaman Perang Dunia III tidak akan datang baik dari Ukraina atau Taiwan," melansir cnbcindonesia.com, yang mengutip Express.
BACA JUGA:Warga Karang Anyar Semidang Alas Maras
Pernyataan ini bukan tak berdasar. Kedekatan yang terjadi antara Iran dengan Rusia dan China akan membawa Teheran ke titik baru oleh sekutu-sekutunya itu.
Menurutnya Teheran akan didorong Beijing dan Moskow untuk bergerak melampaui batas tradisional mereka. Di mana negeri itu akan mengancam Israel dan mendorong AS bergerak.
BACA JUGA:Anak Kecanduan Handphone Bisa Bahaya, Atasi dengan 6 Cara Ini Sebelum Menyesal
“Iran diberdayakan oleh sekutunya di Beijing dan Moskow. Itulah tepatnya yang sedang terjadi," tambahnya.
Kepemilikan Iran akan nuklir juga menjadi sinyal lain. Iran diketahui telah memperkaya uranium beberapa tahun terakhir.
Perjanjian pembatasan nuklir yang semula telah dibuat di era Presiden AS Barrack Obama, musnah di bawah aksi penerusnya Donald Trump, yang secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2018 itu.
BACA JUGA:Bikin Tenang, 3 Shio dengan Tanggal Lahir Ini Bakal Hidup Senang
Alhasil Iran, yang kembali dikenai sejumlah sanksi oleh Washington, maju dengan proses pengayaan uraniumnya dengan cepat.
“Semua orang, termasuk Presiden (Joe) Biden sendiri, mendukung kombinasi penarikan mutlak AS dari wilayah tersebut," ujarnya lagi menyebut AS terlalu fokus ke Ukraina dan Taiwan, bukan Iran.