NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Kisah cerdik Abu Nawas, hancurkan rumah raja dengan bantuan lalat.
Abu Nawas adalah seorang penyair terkenal dari zaman Abbasiyah yang lahir sekitar tahun 756 M di Ahvaz, Persia (sekarang bagian dari Iran).
Nama lengkapnya adalah Al-Hasan bin Hani al-Hakami, namun ia lebih dikenal dengan julukan "Abu Nawas."
BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Maybrat Tahun 2025, dari 259 Desa Mana yang Terbesar?
Abu Nawas meninggalkan banyak karya dalam bentuk puisi yang mencerminkan karakter dan pandangannya terhadap kehidupan. Puisi-puisi ini tidak hanya menggambarkan kemewahan dan kenikmatan duniawi, tetapi juga merefleksikan kepekaan dan kebijaksanaan dalam memahami kehidupan manusia.
Selain dikenal karena puisinya, Abu Nawas juga dikenal karena kecerdikan, kebijaksanaan, dan humor sarkastiknya yang tajam.
BACA JUGA:Program Akhir Tahun SEVA, Beli Mobil Alya hingga Yaris Dapat Cicilan Ringan
Cerita jenaka Abu Nawas, istana raja hancur karena lalat
Seperti salah satu kisah lucunya dengan seekor lalat sehingga menghancurkan istana kerajaan. Kali ini ia berani menghancurkan istana Baginda Raja Harun Al Rasyid.
Kisah itu bermula saat itu, Raja pada suatu malam bermimpi di bawah rumah Abu Nawas tersimpan harta karun yang sangat melimpah.
Saat matahari keesokan harinya sudah terbit, maka sang Raja langsung memerintahkan para pengawal menggali tanah di rumah Abu Nawas.
BACA JUGA:Perampokan di Bengkulu, Satu Keluarga Disekap Dalam Kamar Mandi
Abu Nawas tertunduk sedih saat mendengar perkataan istrinya. Tadi pagi, atas perintah langsung dari Raja, beberapa pengawal kerajaan membongkar dan menggali rumahnya dengan paksa.
Istrinya memberitahukan Abu Nawas bahwa perintah untuk menggali rumahnya itu disebabkan karena Raja bermimpi di bawah rumah Abu Nawas terdapat emas dan permata yang tak ternilai harganya.
Tetapi setelah digali, ternyata emas dan permata itu tidak ditemukan.
Namun, yang membuat Abu Nawas kesal dan bersedih adalah Raja tidak meminta maaf kepadanya. Bahkan tidak ada ganti rugi atas kerusakan yang telah dibuat orang-orang kerajaan.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2025, Lengkap untuk 120 Desanya
Lama Abu Nawas berpikir, tapi belum juga ia menemukan cara untuk membalas perbuatan Raja. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya tidak dimakan, karena nafsu makannya hilang.
Akhirnya malam pun tiba, tapi Abu Nawas tetap tidak beranjak dari tempatnya semula. Keesokan harinya, Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi. Tiba-tiba ia tersenyum gembira.
Abu Nawas berkata pada istrinya, “Tolong ambilkan kain penutup makananku dan sebatang besi.”
“Untuk apa?” tanya istrinya bingung.
“Aku akan membalas perbuatan Raja yang seenaknya merusak rumah kita.” jawab Abu Nawas.
Dengan wajah berseri-seri, Abu Nawas berangkat menuju istrana.
Tiba di istana, Abu Nawas memberi salam hormat dan berkata kepada Raja, “Maaf Raja, aku menemuimu untuk mengadukan perlakukan tamu-tamu yang tak diundang. Mereka memasuki rumahku tanpa izin dan berani memakan makananku.”
“Siapakah tamu-tamu yang tak diundang itu, wahai Abu Nawas?” tanya sang Raja.
“Lalat-lalat ini, Raja,” kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya. “Kalau bukan kepadamu, kepada siapa lagi aku harus mengadukan ketidakadilan ini?” lanjut Abu Nawas.
“Keadilan seperti apa yang kamu inginkan dariku?” tanya Raja.
“Aku hanya ingin mendapatkan izin tertulis dari Raja untuk bisa menghukum lalat-lalat ini,” jawab Abu Nawas.