NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Apa itu bakteri E.Coli? begini cara efektif mencegah infeksinya.
Pernahkah Anda merasa lelah, perut mual, atau bahkan mengalami diare yang tak kunjung hilang? Bisa jadi itu adalah tanda-tanda Anda terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli (E.coli).
BACA JUGA:10 Pilihan Tempat Merayakan Malam Tahun Baru di Bandung, Dijamin Asyik dan Tak Terlupakan
Bakteri ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun sebenarnya ia adalah salah satu penyebab utama masalah pencernaan yang sering kita alami.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bakteri E.coli, penyebab infeksinya, gejalanya, serta cara pencegahannya. Jadi, mari simak penjelasan berikut hingga akhir!
Apa Itu Bakteri E.coli?
Dilansir dari laman resmi siloamhospital.com, Escherichia coli atau yang lebih dikenal dengan nama E.coli, adalah jenis bakteri yang biasa hidup di usus manusia dan hewan. Dalam kondisi normal, bakteri ini berperan penting dalam membantu proses pencernaan dan menjaga keseimbangan mikroflora di dalam tubuh.
Namun, ada beberapa jenis E.coli yang dapat menyebabkan infeksi serius yang menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan, bahkan berpotensi mengancam nyawa.
Bakteri E.coli yang berbahaya ini biasanya menghasilkan toksin, seperti toksin Shiga (STEC), yang dapat merusak usus dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari diare, sakit perut, hingga komplikasi yang lebih serius.
BACA JUGA:Kabar Baik! Ini Daftar Bansos yang Bakal Cair Awal Tahun 2025, Begini Cara Ceknya
Penyebab Infeksi E.coli
Infeksi E.coli umumnya terjadi karena kita mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri ini. Berikut adalah beberapa penyebab utama infeksi E.coli yang perlu Anda waspadai:
1. Makanan yang Terkontaminasi
Salah satu cara paling umum E.coli menyebar adalah melalui makanan yang terkontaminasi. Ini bisa terjadi pada berbagai jenis makanan, termasuk:
- Daging giling
Proses pengolahan daging yang melibatkan pemotongan dan penggilingan dapat mencampurkan bagian-bagian daging dari berbagai hewan, yang meningkatkan kemungkinan bakteri E. coli masuk ke dalam daging.
- Susu mentah
Susu yang tidak dipasteurisasi (tidak melalui proses pemanasan untuk membunuh bakteri) dapat terkontaminasi jika peralatan yang digunakan untuk memerah susu tidak higienis.
- Sayuran segar
Sayuran yang ditanam di tanah yang tercemar kotoran hewan atau yang disirami dengan air yang terkontaminasi juga bisa mengandung E. coli. Beberapa jenis sayuran yang lebih rentan adalah bayam dan selada.
BACA JUGA:Kabar Baik! Ini Daftar Bansos yang Bakal Cair Awal Tahun 2025, Begini Cara Ceknya
2. Air yang Terkontaminasi
Bakteri E.coli dapat ditemukan di air yang tercemar oleh kotoran manusia atau hewan. Kontaminasi ini dapat terjadi di berbagai sumber air, seperti sungai, danau, atau bahkan air yang digunakan untuk mengairi tanaman.
Walaupun air yang diproses dengan baik di kota-kota besar biasanya aman, air dari sumber alami atau kolam renang yang tidak terawat bisa menjadi sarang bakteri E. coli.
BACA JUGA:10 Pilihan Tempat Merayakan Malam Tahun Baru di Bandung, Dijamin Asyik dan Tak Terlupakan
3. Kontak Fisik dengan Orang Lain
E.coli juga dapat menular antar manusia, terutama jika salah satu pihak terinfeksi dan tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet. Selain itu, kontak fisik seperti berpelukan atau berbagi alat makan juga dapat menyebabkan penyebaran bakteri ini.
4. Kontak dengan Hewan
Pekerja peternakan atau orang yang sering berinteraksi dengan hewan seperti sapi, kambing, atau domba berisiko tinggi terinfeksi E.coli. Anak-anak yang mengunjungi kebun binatang dan menyentuh hewan juga rentan terinfeksi bakteri ini.
BACA JUGA:Kabar Baik! Ini Daftar Bansos yang Bakal Cair Awal Tahun 2025, Begini Cara Ceknya
Gejala Infeksi E.coli
Gejala infeksi E.coli biasanya muncul dalam waktu tiga hingga empat hari setelah terpapar bakteri. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
- Diare, yang bisa ringan hingga parah, bahkan berdarah.
- Sakit perut dan kram yang sering datang tiba-tiba.
- Demam, meskipun biasanya tidak terlalu tinggi.
- Mual dan muntah, yang sering disertai dengan kehilangan selera makan.
- Kelelahan yang hebat, akibat tubuh yang terus berjuang melawan infeksi.
Pada beberapa kasus, infeksi E. coli dapat berkembang menjadi lebih serius, menyebabkan komplikasi seperti sindrom uremik hemolitik (HUS), yang dapat merusak ginjal dan berpotensi mengancam jiwa.
BACA JUGA:Perhatian! Pengunjung Dilarang Mandi di Pantai Panjang, Polisi dan Tim Gabungan Patroli Sejam Sekali