NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Warga sekarang cemas terkait fenomena El Nino yang diprediksi terjadi di Indonesia. Namun menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, El Nino bisa gagal dan bergeser kepada La Nina Modoki.
BACA JUGA:Dosa Rontok. Ini 12 Amalan yang Bisa Menghapus Dosa, Nomor 7 Mudah dan Indah
“Pengamatan terkini anomali suhu di Samudra Pasifik menunjukkan fitur La Nina Modoki, bukan El Nino. Apalagi dengan maraknya badai vorteks yg berpotensi terus tumbuh menjadi siklon tropis, maka El Nino bisa saja tertunda bahkan gagal terbentuk," tulisnya pada akun Twitternya.
BACA JUGA:4 Malaikat akan Menyertai Manusia Siang dan Malam Sampai Ajal Tiba, Ini Tugasnya
Ternyata La Nina Modoki ini berbeda dengan La Nina konvensional yang membawa pengaruh berbeda terhadap hujan dan suhu.
Mengutip dari salah satu penelitian IPB, pengaruh La Nina Modoki lebih kecil dibandingkan dengan La Nina Konvensional.
Hal ini terjadi karena anomali positif curah hujan La Nina Konvensional bisa mencapai 200 mm/bulan sebagian besar wilayah Indonesia pada setiap musim kecuali pada Desember-Januari-Februari (DJF).
BACA JUGA:Ternyata Warna Langit Bukan Biru, Ini Penjelasan Lengkapnya
Sementara La Nina Modoki anomali positif curah hujan hanya mencapai 50 mm/bulan di sebagian Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Indonesia Timur saat musim DJF dan mencapai 175 mm/bulan terjadi hanya di pulau Jawa saat musim Maret-April-Mei (MAM).
Penyebab La Nina Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa fenomena La Nina merupakan kebalikan El Nino yang menurut bahasa penduduk lokal Amerika Latin berarti bayi perempuan.
BACA JUGA:Jaga Perdamaian, 9 Raja dan Pangeran Ini Punya Istri Banyak, Ada yang Sampai 30
Peristiwa La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya El Nino. Menurut proses terjadinya, La Nina bermula pada perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut sampai akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia.
Hal ini kemudian berakibat wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudera Hindia akan bergerak menuju Indonesia.
BACA JUGA:Lulusan SMA Bisa Daftar, Dibutuhkan Ribuan Posisi Dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2023
Angin dan fenomena La Nina akan membawa banyak uap air ke Indonesia, sehingga bisa menyebabkan Indonesia sering dilanda hujan lebat bahkan berpotensi banjir.