Sapi yang terinfeksi dalam beberapa kasus dapat meninggal mendadak tanpa peringatan yang jelas, bahkan pada hewan yang sebelumnya tampak sehat.
Penyakit ini juga berisiko menyebabkan keguguran pada sapi bunting, sehingga berdampak langsung pada produktivitas peternakan.
Ada banyak faktor penyebab munculnya penyakit jembrana di Kabupaten Seluma, diantaranya yakni adanya riwayat jual beli sapi dari daerah yang tengah ada wabah jembrana.
Selain itu, adanya pola pemeliharaan semiintensif, sehingga para sapi bertemu lokasi di angonan, tanpa disadari sapi yang sudah terpapar penyakit dapat menularkannya ke sapi lainnya.
Atas hal ini, Distan Seluma mengimbau agar paea peternak untuk selalu hati hati dalam membeli sapi bali, karena penyakit jembrana masih ada.
Dinas Pertanian Kabupaten Seluma menyatakan daging sapi yang terinfeksi karena terserang virus jembrana aman dikonsumsi dan tidak bersifat zoonosis, sehingga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
BACA JUGA:Tabel Perbandingan KUR 2025, Pinjam Rp 50 Juta Segini Angsurannya di BRI, BCA, Mandiri dan BNI
Meski demikian, pihaknya mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi bagian jeroan seperti limpa dan hati, serta mengolah daging tersebut dengan benar, atau memasaknya dengan suhu diatas 70 derajat celcius.
(Hari Adiyono)