
“Kecil kemungkinan kalau menurut saya, karena posisi di Bengkulu Utara, Bulog sendiri tidak menerima gabah, hanya menerima beras. Kalau saja bulog menerima gabah, saya rasa itu bisa terealisasi, karena akan ada persaingan harga antara bulog dengan tengkulak,” kata Abdul Hadi.
BACA JUGA:Kasasi Bandar Kermin Keluar, Putusan Lebih Rendah dari Banding
Maka dari itu, lanjut Abdul Hadi, ke depan perlu adanya pembahasan bersama antar lintas sektor, melibatkan pemerintah daerah, Bulog Provinsi Bengkulu, pengusaha penggiling padi dan gapoktan, yang membahas terkait harga gabah di daerah.
“Bagaimana caranya nanti kalau bisa pengusaha huller padi bisa memenuhi harapan pemerintah san petani,” demikian Abdul Hadi.
BACA JUGA:Bukan Kurir, Pemuda Bentiring Ini Ditangkap Polisi Saat Bawa Paket Terlarang
(Novan)