السادس: أن الله سبحانه وتعالى قدر التناسل في الدنيا لأنه قدر الموت وأخرجهم إلى هذه الدار
السابع: أنه سبحانه وتعالى قال: {وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ} فاخبر سبحانه أنه يكرمهم بإلحاق ذرياتهم الذين كانوا لهم بهم في الدنيا ولو كان ينشأ لهم في الجنة ذرية أخرى لذكرهم
Dalil pertama: hadits Ibnu rozin (tidak ada anak disurga, pent)
Dalil kedua: Firman Allah “bagi mereka istri-istri yang suci” maka mereka suci dari haidh, nifas dan gangguan haidh
Dalil ketiga: tidak ada mani atau ovum maka anak hanya bisa dihasilkan melalui mani seorang laki-laki
Dalil keempat: terdapat hadits sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam “di surga kelak tersisa ruang kosong, maka Allah menciptakan makhluk yang akan menenpatinya”, seandainya disurga ada kelahiran, maka anak-anak penghuni surga lebih layak untuk menempatinya dari yang lain.
Dalil kelima: Allah menjadikan kehamilan dan kelahiran bersama haidh dan mani
Dalil keenam: Allah mentakdirkan berkembang biak keturunan didunia karena mentakdirkan kematian kemudian mengeluarkan mereka dari dunia (sedangkan di surga tidak ada kematian, pent)
Dalil ketujuh: Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang berimana dan diikuti oleh anak keturunan dengan keimanan maka kami akan susulkan mereka (ke surga) dengan anak keturanan mereka.”, Allah mengabarkan bahwa mereka dimuliakan dengan menyusulkan anak keturunan mereka, seandainya ada anak keturunan mereka disurga, tenta Allah akan menyebutnya.[7]