NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Kita semua harus segera bersiap menghadapi fenomena El Nino.
Peluang terjadinya fenomena pemanasan lautan El Nino tahun ini disebut mencapai lebih dari 90 persen. Pakar mengungkap seberapa kuat fenomena tersebut.
Fenomena El Nino diprediksi akan dimulai dalam beberapa bulan mendatang dan ada kemungkinan besar akan berlangsung hingga tahun 2024. Ya Ampun, benar-benar mencemaskan.
Sementara menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), indikasi El Nino yang akan terbentuk pada Mei-Juni ini dan akan bertahan sampai ke musim dingin nanti.
BACA JUGA:La Nina Modoki, ‘Bayi Perempuan’ yang Diprediksi Geser El Nino di Indonesia
Potensinya disebut sangat kuat kalau fenomena anomali suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang biasa menyebabkan wilayah Indonesia kekeringan itu sudah ada di tubir horison.
NOAA menambahkan, El Nino lemah yang akan menjelang. Tapi pada akhir tahun nanti, yakni November 2023-Januari 2024, ada peluang 80 persen untuk El Nino berkembang moderat (anomali suhu 1,0-1,5 derajat Celsius). Peluang El Nino menjadi kuat (anomali suhu lebih dari 1,5 derajat Celsius) pada akhir tahun nanti sebesar 55 persen.
Transisi dari El Nino Southern Oscillation (ENSO)-netral ke El Nino diharapkan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, dengan peluang lebih dari 90 persen atau hampir pasti El Nino itu akan bertahan sampai ke musim dingin nanti. Prediksi ini adalah buah dari ENSO Diagnostics Discussion pada 11 Mei 2023 dan akan diperbarui lagi pada 8 Juni nanti.
BACA JUGA:MENGEJUTKAN, PBB Warning Ancaman El Nino, Mei-Juni 2023 Ini Sumbagsel dan 10 Daerah Kemarau
Adapun peluang 90 persen itu lebih besar daripada prediksi yang dibuat pada awal Mei yang sebesar 62 persen. "Pasang mata Anda ke wilayah ekuator, dan jangan berkedip," kata Nathaniel Johnson, meteorolog di Laboratorium Dinamika Fluida Geofisika NOAA, menulis di blog NOAA. "Kondisinya berevolusi dengan cepat!"
Pada masa lalu, kejadian El Nino dan kebalikannya, La Nina, terjadi kira-kira dua sampai tujuh tahun sekali. Tapi belakangan, menurut NOAA, terjadi lebih sering akibat perubahan iklim.
Terakhir, El Nino terbentuk antara Februari dan Agustus 2019 dan relatif lemah. Antara Juli 2020 dan Maret 2023, triple-dip La Nina. Khusus El Nino umumnya bertahan selama sembilan bulan sampai dua tahun. Dalam periode itu, atau disebut tahun El Nino, biasanya panas bukan hanya di wilayah Indonesia, tapi juga global. El Nino 2016 dicatat Badan Meteorologi Dunia (WMO) paling panas.
Sementara, wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara belum lama ini mencatatkan rekor suhu panas. Dengan adanya El Nino, cuaca panas ekstrem mungkin datang kembali ke wilayah ini tahun ini.
BACA JUGA:El Nino Diprediksi Gagal Muncul di Indonesia ? Peneliti BRIN Ungkap Penyebabnya
El Nino, yang berarti 'anak kecil' dalam bahasa Spanyol, adalah peristiwa iklim global yang disebabkan oleh perubahan arus laut di Samudra Pasifik.