Imam Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan, barangsiapa yang telah mencapai usia 40 tahun dan kebaikkannya belum mengalahkan keburukannya, hendaknya ia bersiap-siap ke neraka.
Karena itulah bila telah usia 40 tahun, jika masih gemar melakukan dosa dan maksiat, mungkin meninggalkan shalat, berzina, mengumbar aurat, mabuk, dan lain-lain, maka akan lebih sulit baginya untuk berhenti dari kebiasaan tersebut.
Bila usia 40 tahun, juga hendaknya ia mulai bersungguh-sungguh perbaiki apa-apa yang telah lewat dan manfaatkan dengan baik hari-hari yang tersisa dari umur yang ada, sebelum ruh sampai di tenggorokan. Sehingga menjadi menyesal kemudian hari yang tiada guna. Imam Malik rahimahullah dalam bukunya yang berjudul At-Tadzkiroh, menegaskan bahwa beliau dapati para ahli ilmu di negeri-negeri itu mencari dunia dan berbaur dengan manusia hingga datang kepada mereka usia 40 tahun. Jika telah datang usia tersebut kepada mereka, mereka pun meninggalkan manusia (yaitu lebih banyak konsentrasi untuk meningkatkan ibadah dan ilmu).
Artinya, ada orang-orang yang sibuk dengan dunia dan ketika berusia 40 tahun, orang-orang itu sudah beralihh fokus pada ibadah. Abdullah bin Dawud rahimahullah dalam menjelaskan ihya' ulumuddin berkata, bahwa kaum salaf, apabila diantara mereka ada yang sudah berumur 40 tahun, ia mulai melipat kasur, yakni tidak akan tidur lagi sepanjang malam, selalu melakukan shalat, bertasbih dan beristighfar.
Lalu mengejar segala ketertinggalan pada usia sebelumnya dengan amal-amal di hari sesudahnya. Sebab itu, bila usiamu telah mencapai 40 tahun hendaknya mulai sibuk dengan amal shalih, sebab waktu kita sudah tak lama lagi di dunia.
Yang harus diingat juga, usia ummat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam rata-rata sangat singkat hanya antara 60-70 tahun Sebagaimana Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda: “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah).
Bekal Kematian
Setiap yang berjiwa pasti akan menemui ajalnya sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 185. Menyambut takdir tersebut, Malaikat Maut sendiri telah memperingatkan manusia untuk mempersiapkan bekal kematiannya, terlebih jika sudah memasuki umur 40 tahun.
Misteri umur 40 tahun ini disebutkan dalam Kitab Raudhah Al-Musytaq wa Ath-Thariq Ila Al-Malik Al-Khallaq karya Abul Faraj Ibnul Jauzi dan turut diulas Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah. Ia mengatakan bahwa tidak ada satu hari pun, di mana matahari terbit dan terbenam, melainkan Malaikat Maut menyeru.
“Hai orang-orang yang telah berumur empat puluh tahun, inilah saatnya kalian mengambil bekal, selagi kalian masih berakal, anggota-anggota tubuh kalian masih kuat perkasa."
Rata-rata para nabi dan rasul diangkat menjadi utusan Allah di umur tersebut, kecuali Nabi Isa dan Nabi Yahya. Menurut ilmu psikologi, umur 40 adalah umur kedewasaan dan kematangan seseorang dalam berpikir, berbicara, bertindak dan bersikap.
Ibnu Katsir menukil satu pendapat bahwa seseorang tidak berubah lagi dari kebiasaan yang dilakukannya bila mencapai umur 40 tahun.
Contohnya, kalau seseorang terbiasa mengaji satu juz sehari atau bangun malam untuk tahajud, hal itu akan menjadi kebiasaan.