Misal, seorang ditimpa musibah jatuh miskin maka ia harus sabar dan memandang bahwa itu adalah cara Allah menunjukkan bahwa Allah maha kuasa.
Allah maha kuasa membalikkan keadaan manusia. Kaya jadi miskin, miskin jadi kaya dan sebagainya.
"Jangan heran jika di dunia ini banyak cobaan, karena memang ini bukan surga," kata Buya Ar-Razi dalam kajiannya membahas kitab Hikam Ibnu Athoillah.
Intinya tugas seorang hamba adalah memilih sikap, bukan memilih nasib.
Nasib manusia sudah Allah tentukan, jadi tak perlu dipikirkan berlarut-larut hingga menimbulkan penyakit psikologis/batin.
BACA JUGA:Jika 3 Hewan Ini Masih Ada KIAMAT Belum Terjadi, Gus Baha: Sudah Ada Tandanya tapi Jarang Disadari
Manusia hanya perlu memilih cara terbaik menyikapi nasib agar Allah Ta'ala senang. Jika Allah senang kepada hambanya, maka apapun nasib yang menimpa hamba tersebut akan terasa ringan dihati.
Sebab Allah lah zat yang maha pemilik hati. Ketenangan tidak terletak pada jumlah harta atau pangkat jabatan, melainkan murni pada kehendak Allah semata.