Bolehkah Memakan Makanan Sesajen? Begini Kata Buya Yahya

Jumat 30-05-2025,18:55 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Widiyarti

Namun, bagaimana jika sesajen itu dibuat oleh orang yang sebenarnya muslim juga, tapi karena keterbatasan pengetahuan, ia meniru-niru tradisi leluhur atau kebiasaan masyarakat sekitar?

Nah, di sinilah sikap yang lebih lembut dan penuh kasih sayang perlu diutamakan. Buya Yahya mengatakan bahwa kita tidak boleh langsung menyalahkan, apalagi menghardik.

Bisa jadi mereka tidak paham. Maka tugas kita adalah memberikan nasihat, menyampaikan bahwa dalam Islam, jika ingin menolak bala atau mencari keberkahan, bukan dengan sesajen, tapi dengan sedekah.

BACA JUGA:Antrean Pengisian BBM di Bengkulu Utara, Polisi Pantau SPBU dan Pertashop

Sedekah, kata Buya, diajarkan Nabi Muhammad SAW sebagai penolak bala. Jadi daripada menaruh makanan di pojok sawah untuk Dewi Padi atau keyakinan sejenis, lebih baik makanan itu disajikan dalam bentuk selamatan. Undang tetangga, baca doa, dan makan bersama.

Itu lebih bermanfaat dan sesuai ajaran Islam. Buya bahkan mencontohkan dengan gaya khas beliau:

“Sayang banget ya, itu telur setengah matang enak lho, kalau direbus dikit lagi!” Sebuah candaan ringan namun sarat makna bahwa makanan itu akan lebih baik jika dimakan bersama dalam suasana silaturahmi.

Lalu bagaimana jika makanan sesajen tersebut sudah telanjur ditinggal dan tampak mubazir?

BACA JUGA:Wapres Gibran dan Ketua DPD RI Tinjau MBG di SDN 61 Kota Bengkulu Didampingi Gubernur dan Wali Kota

Sekalipun demikian, kita tetap tidak boleh sembarangan mengambil.

Itu bukan milik kita. Bahkan jika niatnya untuk menyelamatkan dari pemborosan, tetap harus hati-hati. Kalau memang ingin mengambil, pastikan dulu bahwa orang yang meletakkan sesajen itu mengizinkan. Jika tidak, maka sebaiknya biarkan.

Buya juga menekankan bahwa menjadi muslim bukan berarti kita congkak dalam beragama. Tidak boleh sok benar tanpa ilmu.

Memberi nasihat harus dengan lembut dan cara yang indah. Jangan asal mengobrak-abrik keyakinan orang, apalagi sampai menimbulkan permusuhan.

BACA JUGA:Tips Menyimpan Daging Ayam Tanpa Kulkas, Lebih Awet dan Tahan Lama

Islam tidak mengajarkan caci maki, melainkan pendekatan dengan kasih sayang dan hikmah.
Akhirnya, Buya mengajak kita semua agar senantiasa bersikap bijak dalam menghadapi perbedaan, termasuk dalam hal sesajen.

Jangan cepat menyalahkan, apalagi memusuhi. Nasihati dengan sabar dan lembut, karena perubahan tidak datang dalam semalam, apalagi jika itu sudah menjadi budaya turun-temurun.

Kategori :